Surah ini tergolong surat makiyah terdiri atas 78 ayat.
Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah SWT. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat Nanti.
Ciri khas surah ini adalah kalimat berulang 31 kali Faa-biayya alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia
- Keimanan
- Allah mengajar manusia pandai berbicara
- Pohon- pohonan dan tumbuh-tumbuhan tunduk kepada Allah
- Seluruh alam merupakan nikmat Allah terhadap ummat manusia
- Manusia diciptakan dari tanah sedangkan jin dari api
- Hukum-hukum
- Kewajiban mengukur, menakar, menimbang dengan adil.
- Lain-lain
- Manusia dan jin tidak dapat melepaskan diri dari kekuasaan Allah s.w.t.
- Banyak dari ummat manusia yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan
- Peristiwa tentang hal-hal yang akan terjadi dan hal-hal itu benar- benar terjadi seperti tentang Terusan Suez dan Trusan Panama.
“Dan Dialah yang membiarkan dua
laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain
masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang
menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Adalah Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli
oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang
berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar
samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang
keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah
laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang
sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air
laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran
yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan
Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air
tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir,
jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam.
Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung
mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor
Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu
teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat
Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez .
Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun
laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara
keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat
Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang
bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi
muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai
dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat
berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma
lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.”
Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu,
melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah
dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh
Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada
peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil
di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang
fenomena ganjil 14 abad yang silam
Akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannyamutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan
Sungai dalam Laut
Sungai dalam Laut
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ;
yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia
jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al
Furqan:53)
Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena
teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al
`Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya hati manusia akan
berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang
bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih
kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca
Al Quran.”
Pembaca yang berbahagia, Jika anda seorang penyelam, maka
anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua.
Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar),
namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya
menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya,
lengkap dengan pohon dan daun daunan.
Setengah pengkaji mengatakan, itu
bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak
seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah
SWT.
Allahu'alam....