...semoga semua pihak yang terlibat dengan tulisan ini medampat pahala dari Allah, penulis maupun yg membaca Nya...Insya Allah...amin....

freej

Thursday 23 August 2012

Surah Al-Hasyr/Pengusiran (QS 59)






بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم

عن أبي أمامة رضي الله عنه    قال النبي صلي الله عليه وسلم :
"من قرأ القرأن خواتم الحشر من ليل أو نهار فقبض في ذالك اليوم أو  الليلة
 فقد أوجب الجنة "

(رواه إبن عدي في الكامل والبيهقي)
صدق رسول الله الكريم
Artinya;Sabda nabi saw;”Barangsiapa yang membaca akhir surah Al-Hasyr dari waktu malam atau siang maka dipegang erat(Dijaga rapi oleh Allah swt) pada hari itu, ataupun dibaca ayat itu pada malam hari maka sesungguhnya ia mesti dapat syurga”
                                        (Kebenaran Rasulullah saw yang mulia.)
هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لآإِلَـٰهَ إلاهُوَ‌ۖ عَـٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِ‌ۖ هُوَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ ٱلرَّحِيمُ (٢٢)

 هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لآإِلَـٰهَ إلاهُوٱلۡمَلِكُ ٱلۡقُدُّوسُ ٱلسَّلَـٰمُ ٱلۡمُؤۡمِنُ ٱلۡمُهَيۡمِنُ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡجَبَّارُ ٱلۡمُتَڪَبِّر
ُ‌ۚ سُبۡحَـٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشۡرِڪُونَ(٢٣)

هُوَ ٱللَّهُ ٱلۡخَـٰلِقُ ٱلۡبَارِئُ ٱلۡمُصَوِّرُ‌ۖ لَهُ ٱلأسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ‌ۚ يُسَبِّحُ لَهُ ۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱَلأرۡضِ‌ۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ
(٢٤)
21) Dialah Allah, yang tidak ada Tuhan melainkan Dia; Yang Mengetahui perkara yang ghaib dan yang nyata; Dialah Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.

(22) Dialah Allah, yang tidak ada Tuhan melainkan Dia; Yang Menguasai (sekalian alam); Yang Maha Suci; Yang Maha Selamat Sejahtera (dari segala kekurangan); Yang Maha Melimpahkan Keamanan; Yang Maha Pengawal serta Pengawas; Yang Maha Kuasa; Yang Maha Kuat (menundukkan segala-galanya); Yang Melengkapi segala KebesaranNya. Maha Suci Allah dari segala yang mereka sekutukan denganNya.

(23) Dialah Allah, Yang Menciptakan sekalian makhluk; Yang Mengadakan (dari tiada kepada ada); Yang Membentuk rupa (makhluk-makhlukNya menurut yang dikehendakiNya); bagiNyalah nama-nama yang sebaik-baiknya dan semulia-mulianya; bertasbih kepadaNya segala yang ada di langit dan di bumi dan Dialah Yang tiada bandingNya, lagi Maha Bijaksana. / (24)

Didukung oleh ayat berikut :
 
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
Dan Kami (Allah) menurunkan di antara al-Quran itu ada satu ayat yang menyembuhkan dan rahmat bagi orang yang beriman (Al-Isra: 82) dan hadis: 
Sabda Rasulullah SAW, الدعاء سلاح المؤمن iaitu doa itu senjata orang mukmin,
Ayat Pemecah Kebuntuan
(Al-Hasyr: 21-24)
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
لَوۡ أَنزَلۡنَا هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ عَلَىٰ جَبَلٍ۬ لَّرَأَيۡتَهُ ۥ خَـٰشِعً۬ا مُّتَصَدِّعً۬ا مِّنۡ خَشۡيَةِ ٱللَّهِ‌ۚ وَتِلۡكَ ٱلأ مۡثَـٰلُ نَضۡرِبُہَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ (٢١
Artinya; (20) Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini ke atas sebuah gunung, nescaya engkau melihat gunung itu "Khusyuk" serta pecah belah kerana takut kepada Allah dan (ingatlah), misal-misal perbandingan ini Kami kemukakan kepada umat manusia, supaya mereka memikirkannya.
 
(Ayat ini menerangkan bahwa seandainya gunung-gunung itu diberi akal pikiran dan perasaan seperti yang telah dianugerahkan kepada manusia, kemudian diturunkan Alquran kepadanya, tentulah gunung-gunung itu akan tunduk kepada Allah, bahkan hancur lebur karena takut kepada-Nya. Tetapi Alquran tidak diperuntukkan bagi gunung, melainkan untuk manusia.
Ayat ini merupakan peringatan kepada manusia yang tidak mau menggunakan akal pikiran dan perasaan yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka.
Mereka lebih banyak terpengaruh oleh hawa nafsu dan kesenangan hidup di dunia sehingga hal itu menutup akal dan pikiran mereka. Karena takut kehilangan pengaruh dan kedudukan, maka mereka tidak mau mengikuti kebenaran. Ayat ini juga menunjukkan tingginya nilai Alquran tidak semua makhluk Allah dapat memahaminya dengan baik maksud dan tujuannya. Untuk memahamainya harus mempunyai persiapan-persiapan tertentu, antara lain ialah dengan menggunakan akal pikirannya dan membersihkan hati nuraninya, disertai dengan niat yang setulus-tulusnya dan beribadah senantiasa khusuk.) 

 Syaikh Luqman tentang Khusuk menerangkan :
 Pertama-tama harus kita ketahui bahwa Allah tidak pernah memerintahkan kita untuk khusyu' dalam shalat. Dalam Al-Qur’an maupun hadits tidak ada satu kalimat pun yang berbentuk fi'il ‘amr (kalimat perintah) tentang khusyu'. Kenapa ? Karena Allah Maha Tahu bahwa manusia memang mengalami kesulitan untuk bisa khusyu' sekalipun dia itu seorang ulama atau kiai. Memang belum ada pakar tentang khusyu' dalam sejarah intelektual Islam yang benar-benar representatif.

Bahasa Al-Qur'an menyebut orang yang khusyu' dengan sebutan khâsyi’ûn sebagaimana dalam firman Allah : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya” (Q.S. al-Mu'minun [23] : 1-2). Bentuk kata khâsyi’ûn, adalah bentuk fa’il, bukan kata perintah tetapi semacam penghargaan luar biasa bahwa Anda termasuk orang-orang khusyu'. Karena itu, Anda sebagai fa’il, atau pelaku khusyu'.
Cukup menarik apa yang pernah diungkapkan oleh Syaikh Ibn Athaillah as-Sakandari, pengarang kitab al-Hikâm.
Beliau mengatakan : “Jika Anda ingin shalat khusyu' lalu Anda berusaha sekuat tenaga untuk khusyu', Anda malah tidak bisa khusyu’.” Inilah bukti jika seseorang yang sedang shalat dikhusyu'-khusyu'kan, apalagi dadanya ditekan-tekan untuk khusyu' akhirnya malah tidak bisa khusyu'. Kenapa ? Karena keinginan Anda untuk khusyu' itu merupakan bagian dari hawa nafsu. Hawa nafsu untuk ingin khusyu', oleh sebab itu Anda malah terhalang dari khusyu' itu sendiri. Lalu bagaimana caranya khusyu' ?
Beliau melanjutkan : “Caranya khusyu', yaitu ketika Anda menyadari bahwa shalat Anda tidak khusyu' itu adalah takdir dari Allah. Terimalah takdir Allah saat itu bahwa Anda tidak atau belum ditakdirkan khusyu.” “Ya Allah, aku terima bahwa saat ini aku belum bisa khusyu'." Kelak Anda dihantar khusyu' oleh Allah. Jadi khusyu' itu lebih sebagai al-ahwâl itu sendiri.

Apakah al-ahwâl itu ? Jika disebut : La haulâ walâ quwwata illâ billâh, artinya : “Tidak ada kekuatan secara batin dan kekuatan lahir kecuali bersama Allah." Karena dari kalimat haulun ini berkembang jamaknya menjadi ahwâl. Ini adalah kondisi ruhaniah, ketika kita khusyu’, masuklah di dalam ahwâl al-qalb, karena itu merupakan gerak-gerik hati kita. Khusyu' itu tentu bersemayam di dalam hati, bukan dalam tingkah laku. Jika Anda berjalan dengan menekuk leher Anda, menunduk, itu tidak bisa dibilang bahwa Anda orang yang khusyu'. Dulu ada seorang pemuda yang seperti itu, lalu dibentak oleh Sayyidina Umar : “Hai fulan, khusyu' itu bukan di situ” (khusyu' itu di dada Anda).
Jadi, khusyu' pada akhirnya membutuhkan elemen-elemen yang mendukung. Dukungan khusyu' itu antara lain al-khudhû’. Artinya ketundukan hati kepada Allah. Orang khusyu' juga harus mempunyai perasaan at-tawakkul (kepasrahan). Artinya ketika kita shalat, dzikir menghadap Allah, mestinya hati kita juga harus pasrah menghadap kepada Allah. Jiwa Anda, bagaikan sajadah yang Anda gelar. “Ya Allah, inilah saya, apa adanya, kupasrahkan lahir batin saya kepada-Mu ...”
Anda, jangan menghadap Allah, seperti orang yang mengajukan proposal : "Ya Allah, sudah sekian tahun saya sujud, dzikir, wirid, tahajud, maka saya mohon dipenuhi permintaan saya ...”

Pada saat itu seseorang merasa menutupi kelemahannya. Dia melebih-lebihkan dirinya, padahal Allah itu butuh ash-shidqu (kejujuran hati), bukan kejujuran mulut. Allah Mahasenang kepada orang-orang yang jujur di hadapan-Nya. "Ya Allah, saya ini lebih banyak jeleknya daripada baiknya ..." Tuhan, Allah lebih senang kepada orang seperti itu, daripada yang mengatakan : “Ya Allah, saya sudah melakukan ini dan itu..., namun do'a saya belum juga dikabulkan...” Lebih baik bicara apa adanya kepada Allah. Itulah antara lain usaha khusyu'.
Selanjutnya, dalam Al-Qur'an disebutkan : “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingatAllah.” (Q.S. al-Hadid [57] : 10)

...Semoga Isteriku (Khairani Sgr) dan Anak-anak ku (Akram Raysa, Salsabila Raysa dan Muhammad  Hafis Raysa) menjadi orang yang sholeh dan soleha.... 

...Minal aidil wal faizin...mohon maaf lahir dan batin...