Selamat menyambut hari sumpah Pemuda
Surat al-Isra' memiliki 111 ayat. Surat ini lebih dikenal dengan nama Bani Israel selain Isra' dan Subhan. Disebut Bani Israel karena ada banyak ayat yang membahas tentang Bani Israel baik di awal maupun di akhir surat. Penamaan Isra' lebih dikarenakan ayat pertama surat ini berbicara soal Mi'raj Nabi Muhammad Saw, sementara Subhan diambil dari ayat pertama surat ini yang dimulai dengan kata Subhan. Kata Bani Israel disebutkan sebanyak 42 kali dalam al-Quran, sedangkan kata Isra' hanya tiga kali.
Israel sebutan yang diperuntukkan kepada Nabi Ya'qub bin Ishaq as, ayah Nabi Yusuf as. Nabi Ya'qub bin Ishaq as dipanggil dengan sebutan Israel hanya sekali dalam al-Quran dalam surat Ali Imran ayat 93. Selain ayat tersebut Nabi Ya'qub as disebut dengan nama aslinya dan disandingkan dengan nama para nabi lainnya.
Nama Nabi Ya'qub as disebut al-Quran dalam barisan nama anak-anak Nabi Ibrahim as. Sementera terkait Yahud, ia biasa disebut al-Quran dengan sebutan Bani Israel. Dalam istilah al-Quran, Bani Israel dipakai untuk menyebut kumpulan orang-orang keturunan dari Yahud dan seluruh 12 garis keturunan Nabi Ya'qub as. 12 garis keturunan Nabi Ya'qub as ini berasal dari dua istrinya yang bernama Rahel dan Laiya.
Dalam ayat pertama surat al-Isra' Allah Swt berfirman:
Artinya:
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ayat pertama surat al-Isra' menjelaskan tentang perjalanan Mi'raj Nabi Muhammad Saw. Peristiwa ini disebutkan beberapa kali dalam ayat al-Quran. Kitab suci al-Quran juga memuat ayat-ayat yang mengetengahkan masalah Mi'raj Nabi Musa as. Allah Swt membawanya hingga ke bukit Sina. Ada juga ayat-ayat yang menceritakan soal Mi'raj Nabi Isa as hingga ke langit. Namun Mi'raj yang dilakukan Nabi Muhammad Saw menyertakan bukti betapa tingginya posisi beliau di sisi Allah. Beliau dimi'rajkan oleh Allah hingga pada suatu posisi di mana tidak ada satu orang pun yang mengetahui hakikat alam gaib.
Dalam ayat ke tujuh hingga 13 surat an-Najm disebutkan, "Sedang dia berada di ufuk yang Tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain."
Lanjutan dari ayat-ayat surat al-Isra' menceritakan sejarah Bani Israel dan masa depan mereka. Ayat-ayat dari surat al-Isra' menjelaskan kehinaan dan kemuliaan mereka sekaligus menunjukkan bagaimana mereka setiap kali menaati Allah, kemenangan selalu menyertai mereka dan setiap kali bermaksiat dan menentang-Nya selalu menjadi terhina.
Surat ini juga menuturkan bagaimana caranya kitab suci diturunkan dan seruan kepada mereka untuk mengesakan Allah dan menjauhkan kesyirikan. Dengan cara ini Allah menyadarkan mereka bahwa ada kitab suci yang diturunkan kepada mereka dan hendaknya menaati Allah. Bila hal itu dilakukan mereka akan senantiasa jaya dan menang. Tapi bila mereka menentang ketaatan kepada Allah, niscaya masa depan mereka akan buruk dan hancur.
Masa depan Bani Israel bergantung pada perbuatan mereka sendiri. Bahkan menurut sunnah ilahi, masa depan setiap manusia bergantung pada perbuatannya sendiri, sebagaimana telah berlaku pada umat-umat terdahulu. Ayat ke-7 dari surat al-Isra' terkait masalah ini menyebutkan, "Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri."
Di bagian lain dari surat al-Isra' membahas tentang tema-tema yang berkaitan dengan Hari Akhir dan tanggung jawab setiap manusia atas perbuatan yang dilakukannya. Surat al-Isra' juga tidak lupa membahas masalah keluarga terutama yang berkaitan dengan ayah dan ibu. Dalam surat ini disebutkan betapa hubungan emosi antara ayah dan ibu dengan anak merupakan hubungan sosial terbesar yang mampu menopang masyarakat. Oleh karena itu hendaknya hubungan emosi ini lebih diperkuat. Al-Quran dengan indah menggambarkan begitu pentingnya hubungan ini dengan meletakkannya sebagai masalah terpenting setelah tauhid. Al-Quran menekankan agar seorang anak menghormati kedua orang tuanya, sekalipun mereka kafir.
Allah dalam ayat 23-25 surat al-Isra' berfirman:
Artinya:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka beruda dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu jika kamu orang-orang yang baik, Maka Sesungguhnya dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat."
Lanjutan ayat ini menjelaskan sejumlah masalah hukum Islam seperti pemborosan, kikir, membunuh anak karena takut miskin, zina, memakan harta anak yatim, tidak menyempurnakan timbangan, sombong dan pembunuhan. Di bagian akhir dari surat al-Isra' menyebut al-Quran sebagai penyembuh dan rahmat bagi orang-orang mukmin. Al-Quran punya pengaruh luar biasa dalam mensucikan pikiran dan moral serta menyampaikan hamba kepada tauhid. Dan terakhir, bila semua manusia di dunia berkumpul untuk mendatangkan seperti al-Quran, mereka tidak akan mampu melakukannya.
Allahu 'Alam...
No comments:
Post a Comment