...semoga semua pihak yang terlibat dengan tulisan ini medampat pahala dari Allah, penulis maupun yg membaca Nya...Insya Allah...amin....

freej

Thursday, 27 October 2011

Surat al-Isra' (QS : 17)


Selamat menyambut hari sumpah Pemuda

Surat al-Isra' memiliki 111 ayat. Surat ini lebih dikenal dengan nama Bani Israel selain Isra' dan Subhan. Disebut Bani Israel karena ada banyak ayat yang membahas tentang Bani Israel baik di awal maupun di akhir surat. Penamaan Isra' lebih dikarenakan ayat pertama surat ini berbicara soal Mi'raj Nabi Muhammad Saw, sementara Subhan diambil dari ayat pertama surat ini yang dimulai dengan kata Subhan. Kata Bani Israel disebutkan sebanyak 42 kali dalam al-Quran, sedangkan kata Isra' hanya tiga kali.

Israel sebutan yang diperuntukkan kepada Nabi Ya'qub bin Ishaq as, ayah Nabi Yusuf as. Nabi Ya'qub bin Ishaq as dipanggil dengan sebutan Israel hanya sekali dalam al-Quran dalam surat Ali Imran ayat 93. Selain ayat tersebut Nabi Ya'qub as disebut dengan nama aslinya dan disandingkan dengan nama para nabi lainnya.

Nama Nabi Ya'qub as disebut al-Quran dalam barisan nama anak-anak Nabi Ibrahim as. Sementera terkait Yahud, ia biasa disebut al-Quran dengan sebutan Bani Israel. Dalam istilah al-Quran, Bani Israel dipakai untuk menyebut kumpulan orang-orang keturunan dari Yahud dan seluruh 12 garis keturunan Nabi Ya'qub as. 12 garis keturunan Nabi Ya'qub as ini berasal dari dua istrinya yang bernama Rahel dan Laiya.

Dalam ayat pertama surat al-Isra' Allah Swt berfirman:

Artinya:
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Ayat pertama surat al-Isra' menjelaskan tentang perjalanan Mi'raj Nabi Muhammad Saw. Peristiwa ini disebutkan beberapa kali dalam ayat al-Quran. Kitab suci al-Quran juga memuat ayat-ayat yang mengetengahkan masalah Mi'raj Nabi Musa as. Allah Swt membawanya hingga ke bukit Sina. Ada juga ayat-ayat yang menceritakan soal Mi'raj Nabi Isa as hingga ke langit. Namun Mi'raj yang dilakukan Nabi Muhammad Saw menyertakan bukti betapa tingginya posisi beliau di sisi Allah. Beliau dimi'rajkan oleh Allah hingga pada suatu posisi di mana tidak ada satu orang pun yang mengetahui hakikat alam gaib.

Dalam ayat ke tujuh hingga 13 surat an-Najm disebutkan, "Sedang dia berada di ufuk yang Tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain."

Lanjutan dari ayat-ayat surat al-Isra' menceritakan sejarah Bani Israel dan masa depan mereka. Ayat-ayat dari surat al-Isra' menjelaskan kehinaan dan kemuliaan mereka sekaligus menunjukkan bagaimana mereka setiap kali menaati Allah, kemenangan selalu menyertai mereka dan setiap kali bermaksiat dan menentang-Nya selalu menjadi terhina.

Surat ini juga menuturkan bagaimana caranya kitab suci diturunkan dan seruan kepada mereka untuk mengesakan Allah dan menjauhkan kesyirikan. Dengan cara ini Allah menyadarkan mereka bahwa ada kitab suci yang diturunkan kepada mereka dan hendaknya menaati Allah. Bila hal itu dilakukan mereka akan senantiasa jaya dan menang. Tapi bila mereka menentang ketaatan kepada Allah, niscaya masa depan mereka akan buruk dan hancur.

Masa depan Bani Israel bergantung pada perbuatan mereka sendiri. Bahkan menurut sunnah ilahi, masa depan setiap manusia bergantung pada perbuatannya sendiri, sebagaimana telah berlaku pada umat-umat terdahulu. Ayat ke-7 dari surat al-Isra' terkait masalah ini menyebutkan, "Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri."

Di bagian lain dari surat al-Isra' membahas tentang tema-tema yang berkaitan dengan Hari Akhir dan tanggung jawab setiap manusia atas perbuatan yang dilakukannya. Surat al-Isra' juga tidak lupa membahas masalah keluarga terutama yang berkaitan dengan ayah dan ibu. Dalam surat ini disebutkan betapa hubungan emosi antara ayah dan ibu dengan anak merupakan hubungan sosial terbesar yang mampu menopang masyarakat. Oleh karena itu hendaknya hubungan emosi ini lebih diperkuat. Al-Quran dengan indah menggambarkan begitu pentingnya hubungan ini dengan meletakkannya sebagai masalah terpenting setelah tauhid. Al-Quran menekankan agar seorang anak menghormati kedua orang tuanya, sekalipun mereka kafir.

Allah dalam ayat 23-25 surat al-Isra' berfirman:

Artinya:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia
.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka beruda dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu jika kamu orang-orang yang baik, Maka Sesungguhnya dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat."

Lanjutan ayat ini menjelaskan sejumlah masalah hukum Islam seperti pemborosan, kikir, membunuh anak karena takut miskin, zina, memakan harta anak yatim, tidak menyempurnakan timbangan, sombong dan pembunuhan. Di bagian akhir dari surat al-Isra' menyebut al-Quran sebagai penyembuh dan rahmat bagi orang-orang mukmin. Al-Quran punya pengaruh luar biasa dalam mensucikan pikiran dan moral serta menyampaikan hamba kepada tauhid. Dan terakhir, bila semua manusia di dunia berkumpul untuk mendatangkan seperti al-Quran, mereka tidak akan mampu melakukannya.


Allahu 'Alam...

Sunday, 16 October 2011

AN NAHL (QS 16: Lebah}

I.Keistimewaan


Lebah, adalah satu2nya binatang yang disebut Al Qur’an yang menerima wahyu dari Allah dan namanya disebutkan dalam Al Qur’an

QS 16:68 --- Dan Tuhanmu mengilhamkan (mewahyukan) kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung, di pohon2 kayu dan di tempat2 yang dibikin manusia.


Catatan :

- Jika binatang bisa menerima wahyu, kita (manusia) pun bisa menerima wahyu dalam kadarnya masing2.
- Kalau lebah dapat membuktikan wahyu itu ada dengan madunya, maka tanda manusia mendapat wahyu adalah kebergunaan (madu) yang kita hasilkan (tinggalkan).
- Wahyu = bisikan Illahi

II.Pengertian An Nahl

1. Binatang yang mempunyai ciri ciri special
a.Sarangnya special dan letaknya di atas
b.suaranya khas dan mengandung makna (isyarat)
c.tariannya special dan mengandung isyarat ----- mengisyaratkan rute jalan yang akan
ditempuhnya.

2. Symbol dari manusia2 yang mempunyai karakter2 khusus
a.Rumahnya special dan tinggi, karena:
- rumahnya dijadikan basic untuk ibadah (meraih ketinggian)

QS 16:68 --- Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang2 di bukit2,
di pohon2 kayu, dan di tempat2 yang dibikin manusia”.

- dimanapun dia berada, selalu menghasilkan madu (kebergunaan)

b.Kata2 yang diucapkannya adalah pilihan (bermakna)

QS 4:114 --- Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan2 mereka, kecuali bisikan2
dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau
mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian
karena mencari keridhoaan Allah, maka kelak Kami memberi pahala yang besar.


QS 16:125 --- Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan Nya dan Dial ah
yang lebih mengetahui orang2 yang mendapat petunjuk.

- berdebat itu baik, jika untuk mencari kebenaran bukan kemenangan

QS 50:18 --- Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya
malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).


c.Gerak gerik (sikap)nya dijaga

QS 16:126 --- Dan jika kamu memberi balasan, maka balaslah dengan balasan yang
sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar,
sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang2 yang sabar.

QS 16:90 --- Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.


Apakah yang harus kita lakukan untuk membalas jasa Rasul? QS 42:23 --- Itulah
(karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba2Nya yang beriman dan
mengerjakan amal saleh. Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun
atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. Dan siapa yang mengerjakan
kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikan itu. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.


Catatan tentang pengertian :

1. QS 16:96-97
- Semua yang kita punya akan lenyap, karenanya lakukanlah kebaikan dengan segera.

2. QS 16:75-76
- Yang disebut budak pada saat ini adalah seseorang yang dalam hidupnya tidak menghasilkan apa2.

Yang dapat kita tiru dari Lebah, adalah:
Sebelum menghasilkan madu (kebergunaan) untuk orang lain, hasilkan madu untuk
diri sendiri terlebih dahulu yang berupa salam dari Malaikat QS 16:30-32 ---


III.Keuntungan / Manfaat madu Illahi

Yang dapat kita tiru dari Lebah, adalah:
Sebelum menghasilkan madu (kebergunaan) untuk orang lain, hasilkan madu untuk
diri sendiri terlebih dahulu yang berupa salam dari Malaikat QS 16:30-32


Kesimpulan:
Keuntungan dari madu Illahi adalah mendapat salam dari Malaikat, seperti terdapat
pada :
QS 16:30-32 --- Dan dikatakan kepada orang2 yang bertakwa: “Apakah yang teah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “ (Allah telah menurunkan) kebaikan”. Orang2 yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik2 tempat bagi orang yang bertakwa.
(Yaitu) surga ‘And yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir dibawahnya sungai2, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang2 yang bertakwa.
(yaitu) orang2 yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”

Allahu'alam...

Thursday, 13 October 2011

Al- Hijr (Keinginan Kafir kepada Islam dan Tentang pedihnya Azab Allah


Seorang laki-laki yang dulunya pandai baca al-Qur’an bertanya kepada seorang ulama, lalu sang ulama berkata kepadanya, “Duduklah, sebab aku mencium dari ucapanmu bau ‘ kekufuran ’.”

Tak berapa lama setelah itu, orang tersebut muncul lagi, tapi sudah masuk agama Nasrani, wal ‘iyaadzu billah. Lalu ia ditanya, “Adakah ayat al-Qur’an yang masih kamu hafal?.”

Ia menjawab, “Aku tidak hafal kecuali satu ayat saja,

‘Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang Muslim.’” (al-Hijr:2)

Firman Allah swt disurat al Hijr ayat 49 – 50

Artinya : “Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Sesungguhnya Aku-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahwa Sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.” (QS. Al Hijr : 49 – 50)

Imam ath Thobari mengatakan tentang ayat tersebut bahwa makna “Kabarkanlah kepada hamba-hamaba-Ku bahwa Sesungguhnya Aku-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Adalah bahwa Allah swt mengingatkan kepada Nabi Muhammad saw,”Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku wahai Muhammad. Sesungguhnya Akulah yang menutup seluruh dosa-dosa mereka apabila mereka mau bertaubat darinya dan kembali kepada-Ku dengan tidak mengadzab mereka. Sesungguhnya Aku-lah yang Maha Penyayang kepada mereka dari mengadzab mereka setelah mereka bertaubat.

Adapun firman-Nya,”Sesungguhnya adzab-Ku adalah adzab yang sangat pedih” maka maknanya adalah kabarkanlah kepada mereka juga bahwa adzab-Ku bagi orang-orang yang senantiasa melakukan kemaksiatan dan tidak bertaubat darinya adalah sangat pedih dan tidak ada yang setara dengannya. Ini adalah ancaman Allah bagi makhluknya yang telah melakukan kemaksiatan dan perintah bagi mereka untuk kembali dan bertaubat. (Jami’ul Bayan Fii Ta’wilil Qur’an juz XVII hal 111)

Ayat itu mengingatkan manusia untuk tidak terus menerus tenggelam didalam kemaksiatan karena hal itu akan dapat menyesatkannya dan jauh dari Allah swt akan tetapi hendaklah mereka bertaubat dari kemaksiatannya itu dan kembali kepada-Nya karena sesungguhnya Dia Maha penerima taubat dan sesungguhnya rahmat atau kasih sayangnya lebih didahulukan daripada adzabnya.

Hendaklah setiap orang yang bermaksiat kepada Allah swt mengetahui bahwa adzab Allah swt sangatlah pedih yang Dia timpakan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan tidak ada yang bisa mencegahnya ketika Dia telah berkehendak dan hendaklah mereka juga merenungkan bahwa tidak ada suatu adzab pun yang setara dengan adzab-Nya apabila telah ditimpakan kepada mereka yang bermaksiat.

Didalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Seandainya seorang mukmin mengetahui siksa yang ada di sisi Allah maka pastilah dia akan begitu ambisi akan surga-Nya dan seandainya seorang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah maka pastilah dia tidak akan berputus asa dari rahmat-Nya.” (HR. Muslim)

Wallahu A’lam