...semoga semua pihak yang terlibat dengan tulisan ini medampat pahala dari Allah, penulis maupun yg membaca Nya...Insya Allah...amin....

freej

Monday, 18 January 2016

Surat Al Qori'ah/Harikiamat (QS 101)



“1. hari kiamat, 2. Apakah hari kiamat itu? 3. tahukah kamu Apakah hari kiamat itu? 4. pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, 5. dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. 6. dan Adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, 7. Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. 8. dan Adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, 9. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. 10. tahukah kamu Apakah neraka Hawiyah itu? 11. (yaitu) api yang sangat panas.” (Al-Qaari’ah: 1-11)
 
Al-Qaari’ah adalah salah satu nama hari kiamat, seperti nama lainnya; al-Haaqqah, ath-Thaammah, ash-ShaakhkhaH, al-Ghaasyiyah, dan lain-lain. Kemudian dengan mengagungkan urusan hari kiamat ini serta membesarkan keadaanya, Allah Ta’ala berfirman: wa maa adraaka mal qaari’ah (“Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?”) lebih lanjut, Dia menafsirkan melalui firman-Nya: yauma yakuunun naasu kalfaraasyil mabtsuuts (“Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran.”) yakni dalam hal ketersebaran, perpecahan, kepergian dan kedatangan mereka karena perasaan bingung  atas apa yang mereka alami, seakan-akan mereka itu seperti kapas yang dihamburkan, sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala dalam ayat yang lain: ka-annaHum jaraadum muntasyir (“Seakan-akan  mereka itu belalang yang bertebaran.”) (al-Qamar: 7).
Dan firman Allah Ta’ala: wa takuunul jibaalu kal’iHnil mangfuusy (“Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.”) maksudnya, gunung-gunung itu seperti bulu-bulu yang dihambur-hamburkan yang mudah terbang dan robek.

Kemudian Allah Ta’ala memberitahukan akibat dari apa yang pernah mereka perbuat serta apa yang akan mereka terima selanjutnya, baik kemuliaan  maupun kehinaan, sesuai dengan amal perbuatan mereka. Dimana Dia berfirman: fa ammaa mang tsaqulat  mawaaziinuH (“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan [kebaikan]nya.”) yakni kebaikannya lebih unggul daripada keburukannya, fa huwa fii ‘iisyatir raadliyah (“Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.”) yakni di dalam syurga. Wa ammaa man khaffat mawaaziinuhu (“Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan [kebaikannya]”) yakni amal keburukannya lebih unggul  daripada kebaikannya.

Adapun firman Allah ta’ala: Fa ummuHuu Haawiyah (“Maka tempat kembalinya  adalah neraka hawiyah”) ada yang mengatakan: “Artinya, maka dia akan jatuh ke neraka jahanam dengan kepala di bawah. Dia mengungkapkan dengan menggunakan kata  “ummuhu”  yang berarti “otaknya”. Hal senada diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah, Abu Shalih, dan Qatadah. Ada juga yang berpendapat: “Artinya tempat yang menjadi rujukan dan kembalinya pada hari kebangkitan kelak adalah Neraka Hawiyah.” Hawiyah ini adalah salah satu nama neraka. Ibnu Jarir mengatakan: “Hawiyah disebut dengan sebutan ummuhu [induknya], karena tidak ada tempat kembali baginya kecuali neraka  tersebut. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman seraya menafsirkan kata Hawiyah, firman-Nya: Wa maa adraaka maa HiyaH naarun haamiyaH (“Dan tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu? yaitu api yang sangat panas.”) firman-Nya: naarun haamiyaH karena api itu benar-benar sangat panas dan mempunyai kobaran dan sengatan yang sangat kuat. Abu  Mush’ab meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. Pernah bersabda: “Api anak cucu  Adam yang biasa  kalian nyalakan itu hanya satu bagian dari tujuh puluh bagian neraka jahanam.”)
Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulallah, satu bagian saja sudah sangat cukup?” Beliau menjawab: “Sesungguhnya satu bagian api itu masih ditambah lagi dengan  enampuluh Sembilan bagian.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

No comments:

Post a Comment