|
Ada ulama yang berkata bahwa didalam Surat
Al-Muzzammil ada 6 azimat yang dapat membersihkan jiwa dan menyuburkan
iman yang telah terpatri setelah menghayati Wahyu pertama Surah
Al-'Alaq: 1 – 5. dan Surah Al-Qalam : 1 – 7. Keenam azimat itu adalah :
Shalat lail, Baca Al-Qur'an, Zikir,Tawakkal, Shabar,Hijrah.
.
1. Shalat Lail
Sering
dianalogikan bahwa kalau kita melakukan shalat lail dengan baik sama
dengan menghadap Allah SWT di kantornya. Artinya kita diterima secara
khusus. Kita dapat berdialog dengan enak, mengajukan dan mengadukan
segala problem yang kita tengah hadapi. Karena seolah-olah cuma kita
berdua dengan Tuhan. Apalagi kalau do'a kita diiringi dengan cucuran air
mata yang menandakan kesungguhan kita berdo'a. Akan muncul keyakinan
bahwa Tuhan akan mengijabah do'a kita. Beda dengan shalat fardhu waktu
pelaksanaannya rawan dengan gangguan. Apalagi seperti shalat Dhuhur dan
Ashar. Sehingga sangat sulit kita berdo'a dengan khusyu'. "Sesungguhnya pada siang hari kamu mempunyai urusan yang banyak" (S.Al-Muzzammil: 7).
Kenapa banyak orang yang tidak menganggap penting shalat lail itu? Dijelaskan Ustadz Abdullah Said bahwa pada awalnya shalat lail ini memang diwajibkan yakni pada saat shalat fardhu lima waktu belum ada. Maka setelah shalat lima waktu itu diwajibkan turunlah status shalat lail ini menjadi shalat sunat. Ditambah lagi dengan adanya definisi yang dibuat ulama bahwa, "Yang sunnat itu apabila dikerjakan mendapat pahala dan kalau ditinggalkan tidak apa-apa", akhirnya bertambah kecillah arti shalat lail itu. Mestinya definisi itu berbunyi, "yang sunat apabila dikerjklan mendapat pahala dan rugi bila ditinggalkan ". Keutamaan shalat lail sering dijelaskan dengan mengutip ayat-ayat Al-Qur'an seperti dalam Surah As-Sajdah :16 bahwa orang yang selalu melaksanakan shalat lail dijanjikan oleh Allah SWT akan diberi cendramata yang sangat menarik kelak dihari kemudian. Hadiah yang sangat menyenangkan (qurrata a'yun). Selain itu didalam kehidupan dunia ini akan memiliki qaulan tsaqila, ucapan yang berbisa atau berwibawa. Ini sangat penting dimiliki oleh seorang muballigh agar materi-materi yang disampaikan mendapat perhatian karena diantar dengan getaran-getaran kewibawaan. Seperti yang terjadi pada kasus Da'tsur ketika mengambil pedang yang terletak di dekat Nabi pada waktu beliau sedang tidur dengan maksud ingin mencelakakan Nabi. Da'tsur bertanya ,"Siapa yang akan menolong engkau Muhammad dari tebasan pedang yang akan kutetakkan padamu ini"?. Nabi spontan menjawab, "Allah". Dengan kata-kata itu pedang jatuh dari tangan Da'tsur. Itu adalah pengaruh getaran kewibawaan yang dimiliki Nabi yang membuat Da'tsur tidak berdaya. Ketika pedang itu dipungut Nabi lalu mengatakan, "Sekarang, siapa yang dapat menolongmu dari tebasan pedang yang ada di tanganku ini?". Dia menjawab sambil gemetar, "Tidak ada yang bisa menolong aku selain engkau, ya Muhammad". Da'tsur dilepaskan untuk pulang ke rumahnya. Tapi justru sikap nabi ini yang membuat dia menyatakan diri masuk Islam. Allah SWT juga menjanjikan kepada orang yang selalu melakukan shalat lail yakni maqaman mahmuda, kedudukan yang terpuji, seperti yang tercantum dalam Surat. Al-Isra: 79: "Dan pada sebagian malam laksanakanlah shalat tahajjud sebagai ibadah tambahan buat kamu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji". Bukan untuk kepentiingan pribadi sehingga kita memerlukan kedudukan yang terpuji, tapi untuk kelancaran jalannya da'wah. Manakala kita telah ditempatkan masyarakat pada kedudukan yang terhormat, akan mudahlah kita mengintrodusir materi-materi pembinaan. Namun kalau sebaliknya yang terjadi, masyarakat belum mau menerima kehadiran kita akan menjadi sulitlah kita menyampaikan pesan-pesan suci yang semestinya kita sampaikan. Dalam Surah Al-Isra:80 dinyatakan Tuhan, "Masukkanlah aku dengan cara yang baik, keluarkanlah aku dengan cara yang baik. Dan berikanlah dari sisiMu kekuasaan yang menolong". Kita tidak tahu persis bagaimana wujud kekuasaan yang menolong ini. Tapi termasuk kekuasaan politik yang dimanfaatkan untuk kepentingan perjuangan Islam. Tentu kekuasaan yang diridhai Allah seperti yang diminta oleh Nabi: "Ya Allah, berikan kepadaku kekuasaan itu, kekuasaan yang langsung datang dari Engkau. Karena perintah-perintah Engkau tidak dapat berjalan lancar dalam masyarakat manusia kalau kekuasaan itu tidak ada padaku" Wujudnya dapat dalam bentuk mendapat jabatan seperti Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri atau Presiden lalu kekuasaan itu digunakan untuk menjalankan syari'at Islam. Atau seperti yang sering disampaikan oleh Ustadz Abdullah Said bahwa tidak usahlah kita menjadi Bupati, Gubernur, Menteri atau Presiden tapi kita dapat mengatur Bupati, Gubernur, Menteri atau Presiden. Itu kan kebih hebat. Dan itu bisa peroleh kalau shalat lail kita mantap sehingga kita mendapatkan kharisma yang tinggi. Banyak sekali lintasan-lintasan ilhami yang diperoleh didalam pelaksanaan shalat lail di bulan Ramadhan ini yang nilainya sangat tinggi, khususnya dalam upaya pengembangan missi Islam. Terkadang lintasan ilhami itu waktunya sangat singkat tapi kalau dinilai mutunya terkadang lebih tinggi dari hasil yang diperoleh selama 12 tahun menimba ilmu dibangku kuliah. Bagaimana logikanya ? Harus dialami barulah dapat memahami makna kalimat ini. Dalam waktu-waktu tertentu shalat lail berjama’ah sering juga dilaksanakan di luar bulan Ramadhan, misalnya didalam menghadapi problem yang sulit dipecahkan. Sangat dirasakan hasil dari shalat lail ini. Ada yang mengemukakakan bahwa dapat kita buktikan secara lahiriyah. Sederhananya, coba shalat lail 7 malam berturut-turut. Sebelum shalat lail berfoto dulu. Kemudian sesudah shalat lail 7 malam berturut-turut berfoto lagi. Lihat bedanya, pasti wajah akan kelihatan bersinar. Menurut pengalaman pelaku shalat lail, kalau shalat lail kita berhasil minimal kalau kita bangun pagi perasaan jadi segar, semua nampak indah, alam terasa bersahabat, istri nampak lebih cantik dari hari-hari sebelumnya, anak-anak nampak lebih lucu dan menggembirakan. Itu berarti ada yang diperoleh dalam shalat lail. Tapi apa yang diperoleh itu bisa segera lenyap manakala kita melakukan dosa, berbuat pelanggaran. Yang paling sering dilakukan adalah bohong , hati-hatilah dengan kebohongan. Masih banyak lagi manfaat yang jauh lebih besar yang akan kita peroleh lewat Shalat lail.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 2013
|
No comments:
Post a Comment