...semoga semua pihak yang terlibat dengan tulisan ini medampat pahala dari Allah, penulis maupun yg membaca Nya...Insya Allah...amin....

freej

Thursday 22 December 2011

Surat Saba' (Q S : 34)

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Sebuah riwayat dari Imam Shadiq as menyebutkan, "Setiap orang yang membaca surat al-Quran yang dimulai dengan pujian (hamd) di malam hari, maka ia akan dijaga oleh Allah di malam itu. Dan setiap orang yang membacanya di siang hari, ia akan dijauhkan dari hal-hal yang tidak baik. Bila ini dilakukan terus, ia akan mendapat kebaikan dunia dan akhirat yang tidak pernah terbayangkan olehnya."

Sebagaimana penjelasan sebelumnya, riwayat-riwayat semacam ini harus disikapi sebagai pengantar untuk berpikir dan tumbuhnya motifasi untuk berbuat. Sebagai contoh, membaca surat Saba' yang tengah kita kaji kali ini dan mengetahui siksaan terhadap kaum Saba' akibat mengingkari nikmat-nikmat ilahi mendorong manusia untuk bersyukur dengan perilaku. Tentu saja mereka yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah bakal mendapat penjagaan dan pengamanan Allah.

Umat Islam di masa permulaan Islam di Mekah telah dibentuk kepribadiannya dari sisi akidah Islam dan mereka perlahan-lahan mulai siap untuk menerima cabang ajaran-ajaran Islam, bahkan pembentukan pemerintahan Islam. Surat Saba' termasuk surat-surat yang diturunkan di Mekah yang juga membicarakan mengenai akidah yang terdiri dari tauhid, kenabian dan Hari Akhir. Dalam menjelaskan akidah ini ayat-ayat surat Saba' terkadang menggunakan metode hikmah, nasihat dan dialog.

Setelah memulai ayat pertamanya dengan puji-pujian surat Saba' melanjutkan dengan penjelasan sifat-sifat Allah Yang Maha Mengetahui apa yang tumbuh di atas bumi dan di langit. Allah juga Maha Mengetahui yang gaib, bahkan tidak ada zat sekecil apa pun yang tersembunyi dari-Nya. Penjelasan sifat-sifat ini dimaksudkan agar mereka yang beriman kepada-Nya melaksanakan perbuatan baik dan pasti akan menerima pahala. Sebaliknya, mereka yang berusaha menghancurkan ayat-ayat Allah bakal mendapat siksa yang amat pedih.

Ayat-ayat selanjutnya membicarakan tentang ucapan orang-orang pandai dan saleh dalam menerima kebenaran. Mereka yakin bahwa al-Quran yang diturunkan oleh Allah kepada nabi-Nya tanda-tanda kebenaran dan manifestasi-Nya. Al-Quran adalah pemberi hidayah manusia.

Ayat ke-10 dan seterusnya menceritakan kisah Nabi Dawud dan Sulaiman as serta nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada mereka. Ayat menyebutkan, "Bagaimana kami menjadikan gunung, burung-burung dan melunakkan besi untuk Dawud. Bagaimana kami menjadikan angin di bawah perintah Sulaiman yang membuat perjalanannya di waktu pagi dan sore sama dengan perjalan yang dilakukan orang-orang selama sebulan. Kami menjadikan para jin tunduk mengikuti perintahnya untuk membuat apa yang dikehendaki Sulaiman. Setelah itu Allah memerintahkan kepada Dawud dan Sulaiman untuk bersyukur kepada-Nya dan mereka dua termasuk hamba-hamba-Nya yang suka bersyukur."

Setelah al-Quran membicarakan mengenai kaum Saba' yang diberikan dua taman indah di samping kiri dan kanan kota mereka agar mereka tampak hidup sejahtera. Namun mereka ternyata tidak bersyukur dan malah mengingkari nikmat-Nya. Akhirnya Allah mengirimkan banjir besar yang akhirnya taman-taman di kanan dan kiri hancur yang pada gilirannya membuat mereka hidup dalam kesulitan, sementara masyarakat terpecah belah. Tidak ada warisan yang mereka tinggalkan kecuali kisah tentang mereka.

Semua ini dikarenakan pengingkaran mereka akan nikmat ilahi. Kejadian ini sejatinya memberikan pelajaran bahwa pemberian yang sifatnya materi tidak langgeng dan manusia harus memahami bagaimana kehancuran yang ada. Oleh karenanya, jangan terlalu mengharapkan materi dan tidak bersikap sombong. Karena terkadang dengan angin segalanya bisa hancur dan lewat serangga atau hewan kecil segalanya bisa hancur.

Lanjutan ayat menghakimi orang-orang musyrik dengan pertanyaan beruntun yang menunjukkan kelemahan apa yang mereka sembah. Setiap pertanyaan itu diarahkan kepada para utusan-Nya, "Katakan kepada mereka agar menyeru apa yang mereka sembah. Pada waktu itu kalian akan menyaksikan sesembahan itu tidak memiliki sedikitpun apa yang di langit dan di bumi." Setelah ayat-ayat al-Quran berargumentasi mengenai risalah Nabi Muhammad Saw dan dukungannya, mari kita simak bersama ayat 27 hingga 30 yang berbicara tentang janji Hari Kiamat...

Artinya:

Katakanlah: "Perlihatkan kepada ku sembahan-sembahan yang kamu hubungan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu (Nya), sekali-kali tidak mungkin! Sebenarnya Dia-lah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Dan Kami tidakmengutus kamu, melainkan kepda umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.

Dan mereka berkata: "Kapanlah (datangnya) janji ini, jika kamu adalah orang-orang yang benar?"

Katakanlah: "Bagimu ada hari yang telah dijanjikan (Hari Kiamat) yang tiada dapat kamu minta mundur daripadanya barang sesaatpun dantidak (pula) kamu dapat meminta supaya diajukan."

Sementara ayat 31 hingga akhir dari surat Saba' membicarakanmasalah kenabian dan cabang-cabangnya. Dikutip juga mengenai ucapan-ucapan orang musyrik dan di sela-sela itu mengingatkan kepada mereka akan apa yang ditimpakan kepada mereka di hari kematian dan kiamat. Ayat-ayat surat Saba' menyebutkan orang-orang kafir di Hari Kiamat saling melemparkan tuduhan perbuatan buruk kepada lainnya. Orang-orang kafir yang lemah menyalahkan yang kuat, sementara mereka yang kuat dan sombong malah menyebut itu kesalahan mereka sendiri. Alangkah tepatnya bila kita simak bersama perdebatan mereka lewat ayat 32 dan 33 berikut...

Artinya:
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: "Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa."

Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "(Tidak) sebenarnya tipu daya (mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya." Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.

Ayat-ayat surat Saba' lalu membicarakan permusuhan dan kesombongan orang-orang kafir dan di akhir menyebutkan kondisi orang-orang musyrik. Di saat kematian menjemput mereka, saat di mana tidak ada tempat untuk melarikan diri dari kekuasaan Allah, keimanan yang mereka ucapkan sangat terlambat dan tidak lagi bermanfaat bagi diri mereka. Semoga Allah memberi hidayah kepada kita untuk tidak dikumpulkan dengan orang-orang kafir dan musyrik.

2 comments: