...semoga semua pihak yang terlibat dengan tulisan ini medampat pahala dari Allah, penulis maupun yg membaca Nya...Insya Allah...amin....

freej

Tuesday, 27 December 2011

Surat As SAFFAT/Baris (QS : 37 )

http://3.bp.blogspot.com/-QpAebZ4TIxs/TNkIaWkLteI/AAAAAAAAABc/UaPHo7al9Mw/s1600/rasulullah-saw..j.jpg

Populer di kalangan tertentu. Sangat kuat untuk mengantisipasi pengaruh sihir, mistik. Tetapi hal tersebut tidak berdasarkan hadits, melainkan berdasarkan pengalaman kalangan tersebut. Terutama untuk 10 ayat pertamanya.


P E N G E R T I A N


A. Bahasa: artinya barisan-barisan atau saf-saf yang teratur. Pada buku karangan Qurasih Shihab, disebutkan bahwa artinya, barisan-barisan malaikat.


B. Tafsir: melambangakan barisan malaikat yang teratur yang ditugaskan oleh Allah SWT untuk menjaga alam semesta dan diri manusia.

QS 13:11 --- Baginya (manusia) ada malaikat malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

QS 6:61 --- Dan Dialah Penguasa mutlak atas semua hambaNya, dan diutusNya kepadamu malaikat malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang diantara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya.


H U B U N G A N


  1. Bila dalam surat Yasin dijelaskanperlunya kita berintrospeksi diri, maka surat As Saffat menegaskan bahwa diri kita ini, disadari atau tidak, berada dibawah pengawasan malaikat.

  1. Bila pada surah Yasin ada kata “Salamun….” Dari Allah (QS 36:58) untuk yang berintrospeksi diri. Maka pada surat AsSaffat diulang beberapa kali, kata-kata salam dari malaikat untuk:

Nabi Nuh : QS 37:79 --- “Kesejahteraan (Kami limpahkan) atas Nuh di selurauh alam.”

Nabi Ibrahim QS 37:109 --- “Selamat sejahtera bagi Ibrahim”

Nabi Musa dan Harun QS 37:120 --- “Selamat sejahtera bagi Musa dan Harun”

Nabi Ilyas QS 37:130 --- “Selamat sejahtera bagi Ilyas”

Para Rasul QS 37:181 --- “Selamat sejahtera bagi para rasul”


P E L A J A R A N

Bagaimana cara agar kita mendapat salam dari malaikat?


  1. Beriman dan berbuat baiklah.

Perhatikanlah ayat2 setelah setiap salam yang diberikan kepada Nabi Nuh, Ibrahim, Musa,Harun dan Ilyas. Semuanya diikuti ayat-ayat yang sebagai berikut “Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang orang yang berbuat baik”

Artinya….. jika kita ingin mendapat salam dari malaikat, maka berbuat baiklah.


QS 37:79-81 --- “Kesejahteraan (Kami limpahkan) atas Nuh di selurauh alam.”Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh, dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.


QS 37:109-111 --- “Selamat sejahtera bagi Ibrahim”. Demiainalah Kami memberi blasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.


QS 37:120-122 --- “Selamat sejahtera bagi Musa dan Harun”. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh, keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.


QS 40:7 ---malaikat meminta ampunan untuk orang yang beriman. Artinya ada orang beriman yang berbuat salah, atau imannya tidak menolongnya. --- (Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepadaNya serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman (seraya berkata), “ Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan (agama)Mud an peliharalah mereka dari azab neraka.


QS 32:29 --- orang yang tidak berguna imannya --- Katakanlah, “Pada hari kemenangan” itu, tidak berguna lagi bagi orang-orang kafir keimanan mereka dan mereka tidak diberi pengangguhan.


  1. Miliki kesabaran yang dimiliki Nabi Nuh. Bukan hanya malaikat, tapi Allah akan bersamamu.

QS 37:79-81 --- Sabarnya nabi Nuh adalah sabar yang dilapisi Syukur.



QS 17:3 --- Nabi Nuh hamba yang banyak bersyukur. --- “(Wahai) keturunan orang yang Kami bawa bersama Nuh. Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.”


QS 29:14 --- lamanya nabi Nuh dalam kesabaran. --- Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim.


QS 66:10 --- istri nabi Nuh dan Luth, berkhianat. --- Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir , istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada dibawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suami itu tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa Allah) dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).”


QS 11:42-46 --- dialog tentang kesabaran nabi Nuh.

Saat kita dalam keadaan ‘tidak sabar’, baca lah QS 37:79 ---


  1. Miliki kasih sayang yang dimiliki Nabi Ibrahim.

QS 37:100 --- “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang

termasuk orang yang saleh”


  1. Miliki kesabaran atas ucapan orang lain seperti Nabi Ilyas
  2. Miliki persaudaraan yang tulus, seperti Nabi Musa
...semoga bermanfaat...

Saturday, 24 December 2011

Surat Yasin (QS : 36)


Catatan :Maaf sumber asli ditulis dalam bahasa Malaysia tapi Insya Allah kita masih mengerti bahasanya (kiriman dari sahabat)

Kali ini penulis memapar point penting tentang surat yasin...masih ada yang berbeda pendapat...

Mudah2an Allah senantiasa membimbing kita...amin...

Inilah manfaat membaca surat yasin...
Untuk Keselamatan Diri Yang, Susah Menjadi Senang.
  • Ayat 1 - 9 - Untuk keselamatan diri
  • Ayat 9 - Orang jahat tak nampak kita especially orang kafir.
  • Ayat 12 - Merupakan Jantung Yaasiin - Rasulullah s.a.w. berharap ayat ini dihafal oleh setiap mukmin dan mukminat.

  • Ayat 22 - 23 - Untuk menjaga aqidah Memberi hidayah kepada anak.
  • Ayat 29 - Sebagai amalan untuk mengelakkan diri dari di fitnah dan kejahatan mulut.
  • Ayat 29 - Utk igunakan jika kita rasa orang nak fitnah or aniaya kita. Lebih elok selepas baca di semburkan ke muka orang tsbt.
  • Ayat 30 - Untuk keinsafan - Supaya dapat dipertemukan dengan Allah s.w.t. (harus sentiasa berada dihati - beramal dengannya).
  • Ayat 32 - Untuk menginsafkan orang lain supaya menjadi baik... Caranya:Ingat yang segalanya datang dari Allah s.w.t, Kita umat Muhammad, Kita orang Islam dll.
  • Ayat 33 - 35 - Elok dijadikan amalan bagi sesiapa yang suka bercucuk tanam. Tanaman akan subur.
  • Ayat 36 - Menerangkan yang kehidupan ataupun kejadian di dunia ini dijadikan berpasang-pasangan. Ayat ini elok diamalkan bagi sesiapa yang belum berkahwin supaya di pertemukan jodoh. Caranya: Baca dan berdoa, hembus dan sapu pada muka setiap pagi sebelum keluar rumah.
  • Ayat 37 - Adalah untuk menetapkan hati - aqidah diri sendiri... Hati yang kering akan hidup semula.
  • Ayat 38 - Mengisahkan yang bulan dan matahari pun sujud pada Allah s.w.t. yang satu.
  • Ayat 39 - Mengisahkan ilmu falak.
  • Ayat 40 - Merupakan kenyataan Allah s.w.t. yang satu.
  • Ayat 41 - Mengisahkan Nabi Noh a.s. naik kapal Elok dibaca sewaktu menaiki kenderaan.
  • Ayat 44 - Mengisahkan keseronokan hidup di dunia - Dibaca untuk dijauhkan fitnah dalam hidup.
  • Ayat 45 - 48 - Merupakan kedegilan orang kafir kepada Allah s.w.t.
  • Ayat 49 - Menceritakan hari akhirat dan kehidupannya.
    o Tiupan pertama - Datang dengan tiba-tiba
    o Tiupan ke-dua - Hancur
    o Tiupan ke-tiga - Semua orang di hidupkan semula dan hadir di padang Mahsyar.
  • Ayat 50 - Setiap orang akan dihisab mengikut amalannya.
  • Ayat 58 - Merupakan salam daripada Allah. Jika rasa sakit kepala, baca dan sapukan ke kepala. Ulang sebanyak 3x.
  • Ayat 76 - Dibaca untuk mententeramkan diri dari fitnah orang. Dijadikan amalan.
  • Ayat 76 - Jika hati rasa sedih, sebak atau pun kecewa. Sambil pegang dan urut dada, bacalah ayat tsbt.
  • Ayat 78 - 79 - Dikhaskan untuk sakit urat, tulang dan badan. Untuk doa bermula daripada Ayat yang bermaksud: "dia berkata, Siapakah (yang dapat) menghidupkan tulang belulang padahal telah hancur?"(Ayat 78 dan 79)- Bacalah jika sakit tulang, urat atau tulang patah.Doktor di hospital pun tanya dia utk rawatan patient mrk dan Dr Fatimah berikan ayat ini.
  • Ayat 79 - Katakanlah, Yang akan menghidupkannya ialah yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk."
  • Ayat 82 - Untuk Hajat - Jika berhajat sesuatu, bacalah 100x. Dibaca pada air dan minum selama 40 hari -boleh menjadi penawar. Jika air habis ulang bacaan tsbt sehingga 40 hari. Caranya: Sembahyang Tahajjud (3x) berturut-turut, Baca pada air [100x) Dan berdoa apa sahaja hajat.

    Perlu Baca Dengan Penuh Keyakinan:
  • Yasin is the jantung of Al-Quran
  • Know the meaning of ayat-ayat in Al-Quran
  • Yasin memudahkan yang susah. As such read Yasin:
    o Child is sick
    o Feeling troubled.
    o Memudahkan urusan
    o Memudahkan perjalanan
    o As selusoh (to ease pain when giving birth)
  • Read Yasin (3x) over water
  • Read 3 Qul (three times each)
  • Fatihah
  • Baca Yasin sebelum tidur, seperti khatam Quran (10x)
  • Jika baca Yasin sebelum tidur serta faham maksudnya sekali, sekira mati dalam tidur, dosa diampunkan.

    Ayat 9 - "Waja'alna...."
  • Lindungi rumah dari pencuri - baca dan tiup ditiap-tiap penjuru rumah.
  • Lindungi diri dari dianiaya
  • Bagi perlindungan diri dan rumah semasa tidur
  • Baca Ayat 9
  • Fatihah
  • Read 3 Qul (three times each)
  • Ayat Kursi

    Ayat 29 - "In kanat illa...."
  • Untuk mendiamkan orang yang selalu melempar kata-kata buruk/tidak menyenangkan kepada anda.

    Ayat 36 - "subhanallazi.."
  • Untuk cari jodoh * Tiup 7 kali dalam tangan dan sapu ke muka pada pagi hari
  • Ya Wadud (3x)

    Ayat 58 - "Salamun..."
  • Jika sakit anggota
  • Tak tenang hati
  • Baca (7 x) dan gosok pada tempat sakit

    Ayat 76 - "Falayahzun.."
  • Bila rasa sedih
  • Untuk menenangkan hati
  • Gosok jantung sambil baca

    Ayat 78 - 79 "dari Yuhyil Wahiya..."
  • Tulang patah
  • Sakit sendi
  • Sakit lutut

    Ayat 82 - "Innama amruhu.."
  • Jika mandul
  • Untuk mengobati kanser atau tumbuhan dalam badan

    Dry method

    o Sembahyang tahjud
    o Sembahyang hajat
    o Doa minta hajat
    o Baca ayat 100 x dengan yakin
    o Amalkan 41 malam Wet method (untuk menyembuh penyakit dalam badan) o Seperti di atas o Bila baca ayat, tiup dalam air o Minum 1 cawan air pada pagi hari sebelum makan / minum benda lain o Doa sambil minum o Untuk 41 pagi

    Dalam YASSIN merangkum:
  • Ilmu Pertanian
  • Ilmu Falak
  • Ilmu Laut
  • Ilmu Kiamat
  • Ilmu Ciptaan Manusia
  • Ilmu Binatang
  • Ilmu Kenabian

    Surah Yassin ini hendaklah dibaca ketika orang sakit, tengah nazar akan mati atau sudah meninggal dunia. Baca disamping mereka dan bukannya di kubur. (terutama ayat 12) -- sebab kenapa kita perlu baca, agar orang yang sakit berada dalam kesenangan dan orang yang masih hidup insyaf bahawa esok, lusa kita akan menyusul juga.
  • Thursday, 22 December 2011

    Surat Fatir/ Pencipta ( Q S : 35)

    http://islamicquotes.net/blog/wp-content/uploads/2010/09/ATT000031.jpg
      Surat yang ke-:35
      Banyak ayatnya: 45
      Semuanya turun di Mekah (Makkiyah)
      Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

      DI ALAM ROHANI SAYAP ADALAH LAMBANG KETERAMPILAN DALAM KECEPATAN

    1. Segala pujian kepunyaan Allah yang menciptakan langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai Pesuruh Bersayap(1) dua-dua, tiga-tiga dan empat-empat. Allah menambah ciptaanNya menurut kemauan-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala-galanya.
      1. Dalam alam rohani, setiap kemampuan keterampilan dalam bidang kecepatan atau kekuatan, biasa diperlambangkan dengan "sayap". Jadi kita tidak perlu menduga bahwa sayap malaikat itu mesti berotot dan berbulu semacam sayap burung umumnya. Adapun kalau dalam ayat 1 surah 35 ini, dinyatakan bahwa di antara malaikat itu ada yang bersayap dua, tiga atau empat buah, bahkan menurut sebuah sabda Nabi dalam Shahih Muslim, Nabi Muhammad sendiri telah mengimajinasikan Malaikat Jibril bersayap enam ratus buah, hal ini berarti sama seperti kita menyatakan tentang wujud dari mutu dan daya kecepatan 2 kali, 3 kali, atau 600 kali kecepatan suara.
    2. Rahmat apa juga yang dianugerahkan Allah kepada manusia, tidak seorangpun yang dapat menahannya, dan apa saja yang ditahanNya tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah Dia. Dan Dia Maha Perkasa dan Bijaksana.

    3. MERENUNGKAN NIKMAT ALLAH

    4. Hai manusia! Renungkanlah akan nikmat Allah yang ada padamu! Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan penghidupan kepadamu dari langit dan dari bumi? Tidak ada Tuhan kecuali Dia. Mengapa kamu masih saja menolak ke-Maha Esaan Dia?
    5. Jika mereka mendustakanmu, sesungguhnya Rasul-rasul sebelummupun telah didustakan pula. Dan kepada Allah dikembalikan segala urusan.

    6. KEBESARAN JIWA NABI MUHAMMAD

    7. Hai manusia! Sesungguhnya janji Allah itu pasti. Karena itu, janganlah kamu tertipu oleh kehidupan dunia ini, dan janganlah kamu mau diperdayakan tentang Allah oleh setan-setan penipu.
    8. Sesungguhnya setan itu musuhmu, karena itu perlakukanlah dia sebagai musuh. Dia hanya menyeru pengikut-pengikutnya supaya sama-sama menjadi penghuni neraka yang menyala.
    9. Siksaan yang dahsyat bagi orang-orang kafir, sedang untuk orang-orang yang beriman serta mengerjakan perbuatan yang baik-baik, disediakan ampunan dan pahala yang besar.
    10. Adakah pandangan orang yang diperdayakan setan tentang perbuatannya yang buruk, sehingga dianggapnya baik itu, dapat juga engkau terima? Sesungguhnya Allah membiarkan sesat siapa yang dikehendakiNya, dan ditunjukiNya siapa yang dikehendakiNya. Maka janganlah dirimu sampai berduka cita karena keingkaran mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang mereka perbuat.

    11. BEBERAPA DALIL TENTANG KODRAT DAN KEESAAN ALLAH

    12. Dan Allah-lah yang menciptakan angin, sehingga ia dapat menggerakkan awan, lalu Kami halaukan ke negeri yang tandus. Dengan begitu Kami hidup suburkan negeri itu setelah ia mati gersang. Demikian pulalah berlakunya peristiwa kebangkitan hari nanti.
    13. Barangsiapa yang menghendaki Kejayaan, maka Kejayaan itu hanya ada dalam pengabdian pada Allah sepenuhnya. Kepada Dia-lah menjulang setiap ucapan yang baik Yang dimaksud dengan ucapan yang baik, a.l: kalimat tauhid, dzikir, dan membaca Al-Qur'an., sedang setiap perbuatan kebajikan menunjangnya. Adapun bagi mereka yang berbuat makar buruk telah disediakan suatu siksaan yang dahsyat. Rencana makar mereka itu akan segera nampak kegagalannya.
    14. Allah menciptakanmu pada mulanya dari unsur tanah, selanjutnya dari cairan mani kemudian ditentukan jenisnya, lelaki atau perempuan. Tidak seorang wanitapun yang mengandung atau melahirkan, melainkan dengan setahu Dia. Tidak akan dipanjangkan umur seorang yang telah ditetapkan Tuhan berumur pendek, dari ukuran yang telah dijangkakan di dalam Kitab Luhul Mahfuzh, yang demikian itu bagi Allah mudah saja.
    15. Tidak ada yang sama di antara dua lembaga air(1): yang satu tawar, segar, dan sedap diminum, dan yang lain asin serta pahit. Dari masing-masing lembaga air tersebut, kamu dapat mengambil hasil utamanya seperti: daging ikan yang segar, dan mengeluarkan barang-barang perhiasan yang kamu pakai. Kamupun dapat melihat di sana kapal-kapal berlayar menempuh gelombang, sebagai sarana kamu mencari karunia Tuhan. Mudah-mudahan kamu bersyukur kepada-Nya.
      1. Bahrain: dua bahar (lautan), yang dimaksud di sini ialah: dua lembaga air, air tawar dan air asin.
    16. Dimasukkan-Nya malam ke dalam siang, dan dimasukkan-Nya siang ke dalam malam, dan ditundukkan-Nya matahari dan bulan, masing-masing beredar menurut edaran masa yang ditetapkan. Itulah Allah, Tuhanmu, yang mempunyai Kekuasaan Semesta. Apa-apa yang kamu sembah selain Allah, tidak mempunyai kekuasaan agak secuilpun.
    17. Jika kamu menyerunya, mareka tidak akan mendengar seruanmu; dan andaikata mereka mendengar mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu, dan di hari kiamat mereka mengingkari kemusyrikanmu. Tiada seorangpun yang dapat memberikan keterangan kepadamu, seperti yang diberikan Tuhan Yang Maha Mengetahui.

    18. MEMUJA ALLAH MERUPAKAN KEPENTINGAN MANUSIA

    19. Hai manusia! Kamulah yang berkepentingan kepada Allah, sedang Allah itu Maha Kaya, dan Tumpuan Puji.
    20. Jika Dia mau, niscaya dimusnahkan-Nya kamu dan diganti-Nya dengan makhluk yang baru.
    21. Hal itu bagi Allah tidak sukar.

    22. SESEORANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP DOSA ORANG LAIN

    23. Seorang penanggung dosa tidak dapat menanggung dosa orang lain. Kalau ada seorang yang berat dosanya minta tolong kepada orang lain supaya suka memikulkan dosanya, niscaya tidak akan dipikulkan kepadanya, meskipun kerabatnya sendiri. Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan hanyalah orang-orang yang takut kepada Tuhannya, sekalipun mereka tidak melihat-Nya, dan mereka mengerjakan shalat. Barangsiapa yang membersihkan jiwanya dari noda-noda kejahatan, maka dia sendirilah yang akan mendapatkan manfaatnya. Kemudian kepada Allah tempat kembali semuanya.

    24. PETUNJUK DAN KEBAHAGIAAN HANYA DI TANGAN ALLAH

    25. Tidak sama orang yang buta dengan orang yang melihat.
    26. Tidak pula sama gelap-gulita dengan cahaya.
    27. Tidak pula sama yang teduh dengan yang panas terik.
    28. Tidak sama pula orang yang hidup hati nuraninya dengan orang yang mati hati nuraninya. Sungguh, Allah dapat membuat siapa saja yang Dia kehendaki mampu mendengar. Namun engkau Muhammad, toh tidak akan dapat membuat orang yang sudah berada dalam kuburan dapat mendengar.
    29. Engkau lain tidak, hanyalah seorang pemberi peringatan.

    30. MENDUSTAKAN RASUL-RASUL, BUKAN KEINGKARAN YANG BARU

    31. Sungguh! Benar-benar Kami telah mengutus engkau, Muhammad, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Sebagaimana halnya setiap bangsa tanpa ada kecualinya, telah didatangi seorang pemberi peringatan.
    32. Jika mereka mendustakanmu, maka umat-umat yang sebelum merekapun, telah mendustakan rasul-rasul-Nya pula. Rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat, dalil-dalil yang meyakinkan, dan Kitab-kitab yang menerangi.
    33. Akhirnya Aku siksa orang-orang yang kafir itu. Alangkah dahsyatnya siksaanku terhadap mereka!

    34. MENIMBA PELAJARAN DARI ALAM PENCIPTAAN

    35. Tidakkah engkau lihat, betapa Allah menciptakan beraneka Alam Kehidupan dari lembaga air, maka Kami turunkan hujan dari awan. Lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka warna. Dan gunungpun demikian pula, ada yang mempunyai garis-garis putih jernih, merah saga, dan hitam pekat.
    36. Demikian juga umat manusia, semua makhluk bergerak dan binatang ternak bermacam-macam pula warnanya. Hanya kaum sarjana sajalah di antara para hamba-Nya yang benar-benar takut kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Pengampun.

    37. MEMATUHI HUKUM AGAMA, ADALAH LEMBAGA NIAGA YANG TAKKAN PERNAH BANGKRUT

    38. Sesungguhnya orang-orang yang mempelajari Kitab Allah, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu boleh mengharapkan suatu perniagaan yang tak akan pernah bangkrut.
    39. Karena Allah selain hendak menunaikan pahala mereka juga hendak menambah lagi kurnia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan mensyukuri ketaatan hambaNya.
    40. Apa yang Kami wahyukan kepadamu daripada Kitab Al-Qur'an ini adalah kebenaran yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui dan Melihat.

    41. TIGA GOLONGAN KAUM MUKMIN

    42. Kemudian Kitab ini Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, namun di antara mereka ada yang bertindak aniaya terhadap diri sendiri, ada pula di antara mereka yang menengah, dan ada pula di antara mereka yang paling dahulu mengerjakan kebajikan dengan izin Allah Tiga golongan kaum Mukmin:
      1. Golongan yang lebih cenderung untuk berbuat kejahatan dari pada berbuat kebajikan.
      2. Golongan menengah, yakni mereka yang seimbang kebaikan dengan kejahatannya.
      3. Golongan yang cenderung untuk berbuat kebajikan daripada berbuat kejahatan.
      . Warisan dan pilihan itu merupakan Karunia Besar.
    43. Beberapa Taman Abadi, yang akan mereka masuki. Di sana mereka akan diberi perhiasan dengan gelang emas bertatahkan mutiara, serta pakaian dari sutera dewangga.
    44. Ketika itu mereka mengucapkan: "Segala puji untuk Allah yang telah menghilangkan segala duka cita kami. Sesungguhnya Tuhan kami Maha Pengampun dan mensyukuri ketaatan hambaNya.
    45. Yang telah menempatkan kami dengan karunia-Nya pada tempat yang abadi. Di sana kami bebas derita dari segala susah payah dan rasa kejemuan yang meletihkan".

    46. GOLONGAN KAFIR MINTA KEMBALI KE DUNIA

    47. Sedang untuk orang-orang yang kafir disediakan neraka jahanam. Di mana mereka tidak dijatuhi hukuman mati yang kedua, tidak pula diringankan siksaannya. Demikianlah Kami balas setiap orang yang kafir.
    48. Di sana mereka akan berteriak minta tolong: O, Tuhan kami! Keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan kebaikan, bukan lagi keburukan yang biasa kami lakukan dahulu." Tuhan berfirman: "Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu, sehingga orang-orang yang mau sadar mendapat kesempatan untuk mendapat kesadaran, dan orang-orang yang memberi peringatan telah datang pula kepadamu. Karena itu, rasakanlah siksaan Kami, dan tak ada penolong bagi orang-orang yang zalim".

    49. ILMU TUHAN, MELIPUTI SEGALA-GALANYA

    50. Sesungguhnya Allah mengetahui rahasia langit dan bumi, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
    51. Dia yang mengangkatmu menjadi khalifah di Bumi ini. Maka siapa yang mengingkari karunia Allah ini, akibatnya akan menimpa dirinya sendiri. Keingkaran orang-orang yang ingkar karunia itu, hanyalah menambah kemurkaan belaka di sisi Tuhannya, yah keingkaran orang-orang yang ingkar itu hanyalah akan menambah kerugian semata.

    52. AJARAN KEMUSYRIKAN HANYALAH TAHAYUL YANG MEMATIKAN PIKIRAN

    53. Katakanlah: "Coba terangkan kepada-Ku, tentang sekutu-sekutumu yang kamu sembah selain Allah itu. Coba tunjukkan apakah yang telah diciptakannya di bumi, ataukah mereka mempunyai Tanda Penyertaan bersama dengan Tuhan dalam menciptakan langit? Ataukah Kami telah memberikan sebuah Kitab kepada mereka kaum musyrik yang jelas-jelas membenarkannya itu? Tidak! Kaum angkara murka itu, hanya mengikuti ajaran nenek moyangnya yang berbau takhayul semata!

    54. AJARAN KETUHANAN Y.M.E. TENTANG HUKUM DAYA TARIK MENARIK DI ANTARA BENDA (DAYA)

    55. Sesungguhnya Allah-lah yang memelihara hukum perhubungan benda angkasa dan bumi(1) supaya masing-masing jangan sampai terpeleset dari bidang edarnya. Namun suatu ketika jika benda angkasa dan bumi itu terpeleset dari bidang edarnya masing-masing, tidak ada yang dapat menahan keduanya selain dari pada Tuhan. Sungguh! Dia Maha Penyantun dan Maha Pengampun.
      1. Hukum Perhubungan benda angkasa dan Bumi, ialah apa yang dinamakan menurut istilah ilmu pasti alam dengan "Hukum Daya Tarik Menarik Antar Benda (Daya) atau "kohesi". Sedang yang dimaksudkan dengan "Langit dan Bumi" adalah Jagat Semesta atau Alam Raya yang dapat terpelihara ketertibannya karena adanya "kohesi" tadi. Bagaimanakah kalau sekiranya berlaku firman-Nya: "Namun satu ketika jika benda angkasa dan bumi itu terpeleset dari bidang edarnya?" Agaknya terjadilah apa yang dinamakan "Kiamat!" Namun syukurlah Tuhan selalu memelihara adanya Hukum Daya Tarik-menarik itu sampai satu waktu, yang hanya diketahui oleh-Nya.

    56. KAUM MUSYRIKIN MENGINGKARI KERASULAN MUHAMMAD SETELAH MEREKA BERADA BERSAMA DENGAN MUHAMMAD

    57. Mereka orang-orang kafir Mekah bersumpah sungguh-sungguh atas nama Allah, bahwa jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan niscaya mereka akan menerima petunjuk itu lebih dari umat yang lain Yahudi dan Nasrani. Tetapi setelah pemberi peringatan itu datang menyeru mereka, mereka bukan mendekati malah bertambah lari menjauhinya.
    58. Karena merasa sombong untuk mengakui kebenaran itu di muka masyarakat negerinya lebih-lebih pula karena rencana makar jahatnya. Namun rencana makar jahat itu akan berbalik menimpa perencananya sendiri. Bukankah mereka itu hanya tinggal menanti sunnah Allah Yaitu hukuman musnah terhadap mereka yang mendustakan Rasul. yang biasa berlaku pada masyarakat yang sudah lalu? Engkau sekali-kali tidak akan mendapatkan penggantian pada Hukum Allah itu, tidak pula akan engkau dapati perubahannya.
    59. Apakah mereka tidak pernah bepergian di muka bumi ini, untuk menyelidiki bagaimana nasibnya bangsa-bangsa yang sebelum mereka, sedangkan bangsa-bangsa itu lebih besar kekuatannya dari mereka? Tidak suatupun yang berada di langit maupun yang ada di bumi yang mampu melemahkan Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Kuasa.
    60. Kalau sekiranya Allah menyiksa manusia karena kesalahan yang diperbuatnya, niscaya tidak akan ada satu makhluk bergerakpun yang tinggal di muka bumi itu, namun Allah menangguhkan siksa terhadap mereka sampai pada batas masanya yang telah ditentukan. Apabila sudah sampai jatuh temponya, maka Allah tentu akan mengadili mereka. Sungguh Allah itu Maha Melihat segala perkara para hamba-Nya.
    ...semoga bermanfaat...

    Surat Saba' (Q S : 34)

    Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

    Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
    Sebuah riwayat dari Imam Shadiq as menyebutkan, "Setiap orang yang membaca surat al-Quran yang dimulai dengan pujian (hamd) di malam hari, maka ia akan dijaga oleh Allah di malam itu. Dan setiap orang yang membacanya di siang hari, ia akan dijauhkan dari hal-hal yang tidak baik. Bila ini dilakukan terus, ia akan mendapat kebaikan dunia dan akhirat yang tidak pernah terbayangkan olehnya."

    Sebagaimana penjelasan sebelumnya, riwayat-riwayat semacam ini harus disikapi sebagai pengantar untuk berpikir dan tumbuhnya motifasi untuk berbuat. Sebagai contoh, membaca surat Saba' yang tengah kita kaji kali ini dan mengetahui siksaan terhadap kaum Saba' akibat mengingkari nikmat-nikmat ilahi mendorong manusia untuk bersyukur dengan perilaku. Tentu saja mereka yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah bakal mendapat penjagaan dan pengamanan Allah.

    Umat Islam di masa permulaan Islam di Mekah telah dibentuk kepribadiannya dari sisi akidah Islam dan mereka perlahan-lahan mulai siap untuk menerima cabang ajaran-ajaran Islam, bahkan pembentukan pemerintahan Islam. Surat Saba' termasuk surat-surat yang diturunkan di Mekah yang juga membicarakan mengenai akidah yang terdiri dari tauhid, kenabian dan Hari Akhir. Dalam menjelaskan akidah ini ayat-ayat surat Saba' terkadang menggunakan metode hikmah, nasihat dan dialog.

    Setelah memulai ayat pertamanya dengan puji-pujian surat Saba' melanjutkan dengan penjelasan sifat-sifat Allah Yang Maha Mengetahui apa yang tumbuh di atas bumi dan di langit. Allah juga Maha Mengetahui yang gaib, bahkan tidak ada zat sekecil apa pun yang tersembunyi dari-Nya. Penjelasan sifat-sifat ini dimaksudkan agar mereka yang beriman kepada-Nya melaksanakan perbuatan baik dan pasti akan menerima pahala. Sebaliknya, mereka yang berusaha menghancurkan ayat-ayat Allah bakal mendapat siksa yang amat pedih.

    Ayat-ayat selanjutnya membicarakan tentang ucapan orang-orang pandai dan saleh dalam menerima kebenaran. Mereka yakin bahwa al-Quran yang diturunkan oleh Allah kepada nabi-Nya tanda-tanda kebenaran dan manifestasi-Nya. Al-Quran adalah pemberi hidayah manusia.

    Ayat ke-10 dan seterusnya menceritakan kisah Nabi Dawud dan Sulaiman as serta nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada mereka. Ayat menyebutkan, "Bagaimana kami menjadikan gunung, burung-burung dan melunakkan besi untuk Dawud. Bagaimana kami menjadikan angin di bawah perintah Sulaiman yang membuat perjalanannya di waktu pagi dan sore sama dengan perjalan yang dilakukan orang-orang selama sebulan. Kami menjadikan para jin tunduk mengikuti perintahnya untuk membuat apa yang dikehendaki Sulaiman. Setelah itu Allah memerintahkan kepada Dawud dan Sulaiman untuk bersyukur kepada-Nya dan mereka dua termasuk hamba-hamba-Nya yang suka bersyukur."

    Setelah al-Quran membicarakan mengenai kaum Saba' yang diberikan dua taman indah di samping kiri dan kanan kota mereka agar mereka tampak hidup sejahtera. Namun mereka ternyata tidak bersyukur dan malah mengingkari nikmat-Nya. Akhirnya Allah mengirimkan banjir besar yang akhirnya taman-taman di kanan dan kiri hancur yang pada gilirannya membuat mereka hidup dalam kesulitan, sementara masyarakat terpecah belah. Tidak ada warisan yang mereka tinggalkan kecuali kisah tentang mereka.

    Semua ini dikarenakan pengingkaran mereka akan nikmat ilahi. Kejadian ini sejatinya memberikan pelajaran bahwa pemberian yang sifatnya materi tidak langgeng dan manusia harus memahami bagaimana kehancuran yang ada. Oleh karenanya, jangan terlalu mengharapkan materi dan tidak bersikap sombong. Karena terkadang dengan angin segalanya bisa hancur dan lewat serangga atau hewan kecil segalanya bisa hancur.

    Lanjutan ayat menghakimi orang-orang musyrik dengan pertanyaan beruntun yang menunjukkan kelemahan apa yang mereka sembah. Setiap pertanyaan itu diarahkan kepada para utusan-Nya, "Katakan kepada mereka agar menyeru apa yang mereka sembah. Pada waktu itu kalian akan menyaksikan sesembahan itu tidak memiliki sedikitpun apa yang di langit dan di bumi." Setelah ayat-ayat al-Quran berargumentasi mengenai risalah Nabi Muhammad Saw dan dukungannya, mari kita simak bersama ayat 27 hingga 30 yang berbicara tentang janji Hari Kiamat...

    Artinya:

    Katakanlah: "Perlihatkan kepada ku sembahan-sembahan yang kamu hubungan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu (Nya), sekali-kali tidak mungkin! Sebenarnya Dia-lah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

    Dan Kami tidakmengutus kamu, melainkan kepda umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.

    Dan mereka berkata: "Kapanlah (datangnya) janji ini, jika kamu adalah orang-orang yang benar?"

    Katakanlah: "Bagimu ada hari yang telah dijanjikan (Hari Kiamat) yang tiada dapat kamu minta mundur daripadanya barang sesaatpun dantidak (pula) kamu dapat meminta supaya diajukan."

    Sementara ayat 31 hingga akhir dari surat Saba' membicarakanmasalah kenabian dan cabang-cabangnya. Dikutip juga mengenai ucapan-ucapan orang musyrik dan di sela-sela itu mengingatkan kepada mereka akan apa yang ditimpakan kepada mereka di hari kematian dan kiamat. Ayat-ayat surat Saba' menyebutkan orang-orang kafir di Hari Kiamat saling melemparkan tuduhan perbuatan buruk kepada lainnya. Orang-orang kafir yang lemah menyalahkan yang kuat, sementara mereka yang kuat dan sombong malah menyebut itu kesalahan mereka sendiri. Alangkah tepatnya bila kita simak bersama perdebatan mereka lewat ayat 32 dan 33 berikut...

    Artinya:
    Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: "Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa."

    Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "(Tidak) sebenarnya tipu daya (mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya." Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.

    Ayat-ayat surat Saba' lalu membicarakan permusuhan dan kesombongan orang-orang kafir dan di akhir menyebutkan kondisi orang-orang musyrik. Di saat kematian menjemput mereka, saat di mana tidak ada tempat untuk melarikan diri dari kekuasaan Allah, keimanan yang mereka ucapkan sangat terlambat dan tidak lagi bermanfaat bagi diri mereka. Semoga Allah memberi hidayah kepada kita untuk tidak dikumpulkan dengan orang-orang kafir dan musyrik.

    Wednesday, 14 December 2011

    Surah Al-Ahzab (Q : S 33)

    Surah Al-Ahzab (bahasa Arab:الْأحزاب) adalah surah ke-33 dalam al-Qur’an. Terdiri atas 73 ayat, surah ini termasuk golongan surah-surah Madaniyah, diturunkan sesudah surah Ali Imran. Dinamai Al-Ahzab yang berarti golongan-golongan yang bersekutu karena dalam surah ini terdapat beberapa ayat, yaitu ayat 9 sampai dengan ayat 27 yang berhubungan dengan peperangan Al-Ahzab, yaitu peperangan yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi yang bersekutu dengan kaum munafik serta orang-orang musyrik terhadap orang-orang mukmin di Madinah.

    Pokok-pokok isinya

    1. Keimanan: Cukuplah Allah saja sebagai Pelindung; takdir Allah tidak dapat ditolak; Nabi Muhammad SAW adalah contoh dan teladan yang baik; Nabi Muhammad SAW adalah rasul dan nabi yang terakhir; hanya Allah saja yang mengetahui kapan terjadinya kiamat.
    2. Hukum-hukum: Hukum zhihar; kedudukan anak angkat; dasar waris mewarisi dalam Islam ialah hubungan nasab (pertalian darah); tidak ada iddah bagi perempuan yang ditalak sebelum dicampuri; hukum-hukum khusus mengenai perkawinan Nabi dan kewajiban istri-istrinya; larangan menyakiti hati Nabi.
    3. Kisah-kisah: Perang Ahzab (Khandaq); kisah Zainab binti Jahsy dengan Zaid; memerangi Bani Quraizhah.
    4. Dan lain-lain: Penyesalan orang-orang kafir di akhirat karena mereka mengingkari Allah dan Rasul-Nya; sifat-sifat orang munafik.

    Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW

    Segala puji hanya milik Allah, dan selawat dan salam kepada Rasulullah berserta keluarganya dan sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya sampai hari pembalasan…

    Allah SWT berfirman:

    “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Al-Ahzab:21)

    Ketika Allah SWT mengutus Rasul-Nya -saw-, maka bersatu suku-suku yang terpecah belah, lenyap permusuhan antara kabilah dan kelompok serta suku, dan ditetapkan batasan-batasan dan hukum-hukum dalam berperang, meletakkan dasar-dasar moraliti, menyempurnakan nilai-nilai kemuliaannya, sehingga terbentuk darinya umat yang dibangun oleh dasar-dasar kebebasan, menegakkan kebenaran, keadilan dan kesetaraan antara sesama manusia, tanpa perbezaan warna, gender atau kelas dan tingkatan.. Dan tidak akan tegak suatu umat kecuali kerana kebaikan yang dilakukan pada masa awal dan akhirnya, sebagaimana tidak akan berdiri suatu umat kecuali dengan meneladani Rasulullah saw.

    Oleh kerana itu, umat Islam harus mempelajari sirah Nabi saw, sehingga mereka dapat menerapkan nilai-nilainya dan pelajarannya dalam diri mereka dan membuat mereka menjadi ikutan bagi manusia dalam ke istiqamahan dan kebaikan sejarah hidup mereka, lurus jalan hidupnya melalui dakwah mereka dalam melakukan reformasi. Lantaran itu, Nabi saw kembali menjadi cahaya yang terang benderang dan mengusir gelapnya kehidupan mereka, serta memberikan hawa sejuk dan kehangatan ke dalam hati, fikiran dan perilaku. Dengan demikian pula, masyarakat Islam dapat kembalikan integritinya, istiqamahnya dan keteladanannya serta kembali mampu berada di garis terdepan dalam kepemimpinan di seluruh bangsa di dunia, serta terwujud firman Allah:

    “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman”. (Ali Imran:110)

    Bahawasanya krisis yang paling serius yang terjadi saat ini adalah krisis keteladanan; keteladanan yang baik dan soleh di dalam masyarakat dan bangsa, bukan hanya pada tahap individu, kerana alhamdulillah kita punya sosok teladan, namun bangsa tidak dapat berubah oleh individu yang kecil, melainkan nasib bangsa-bangsa perlunya perubahan kolektif dan kerja secara kolektif, dan jika terjadi kekosongan yang panjang pada masalah ini, maka akan menjadi ancaman krisis bagi seluruh dunia dan bahkan akan runtuh kehidupan bangsanya dan mengalami kegagalan sistem yang ada dan pada akhirnya akan berpaling dari Allah SWT.

    Sesungguhnya umat Islam saat ini sangat memerlukan untuk mengingati sirah dan mengenang perjalanan hidup nabi Muhammad saw yang telah menanggung beban menghadapi pelbagai cubaan, celaan dan siksaan, sabar dalam meniti jalan yang berat dan penuh onak dan duri demi tegaknya ajaran Islam dan terbangunnya jati diri dan umat yang mulia sehingga mereka menjadi teladan yang baik secara nyata, menghilangkan wahm (keraguan) dalam jiwa mereka dan menghancurkan sikap tidak amanah dan ketidakadilan di negeri mereka.

    Setiap muslim dan muslimah memiliki kewajiban untuk meneladani Rasulullah saw dalam pelbagai aspek kehidupan mereka, kerana hal tersebut merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai keamanan dan kebahagiaan di dunia, dan keberuntungan dan nikmat di akhirat.

    Meneladani Rasulullah dapat dipelajari dari pelbagai perkara:

    - Ibadah: Bahawa beliau adalah orang yang paling tahu dan mengenal Allah, orang yang paling takut dan bertaqwa, namun beliau orang yang kadang puasa kadang berbuka, tidur dan bangun, dan menggauli wanita (istri) dengan baik, namun tidak mempengaruhi posisi beliau sebagai orang yang paling banyak beribadah.

    – Berinteraksi dengan tetangga: Nabi saw bersabda:

    “Jibril selalu mewasiatkan kepada saya tentang tetangga sampai aku menyangka bahawa tetangga mendapat hak warisan”. (Muttafaq alaih)

    – Berinteraksi dengan sesama manusia: Beliau kadang menjual dan membeli, sangat sopan jika menjual dan sangat ramah jika membeli, ramah saat memutuskan hukum dan ramah pula saat menuntut hukuman.

    – Akhlaq dan perilaku secara umum: Nabi saw adalah sebaik-baik manusia dalam berakhlaq dan beretika, orang yang paling mulai dan paling bertaqwa dalam berinteraksi. Allah berfirman sambil memuji nabi saw:

    “Sungguh dalam dirimu terdapat akhlaq yang mulia”. (Al-Qalam:4)

    Dan Aisyah pernah berkata ketika ditanya kepadanya tentang akhlaq nabi saw, beliau berkata:

    “Akhlaq nabi adalah Al-Qur’an”. (Shahih Muslim)

    – Damai dan Perang serta selalu menghormati dan memenuhi janji: “Rasulullah saw masuk ke kota Madinah dengan mengangkat bendera perdamaian.

    Ketika masuk kota Madinah beliau berkata:

    “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, solat malam lah saat orang lain tidur lelap niscaya masuk surga dengan selamat”. (Tirmidzi dari Abdullah bin Salam),

    Dan ketika memasuki kota Mekah saat berhasil menaklukkannya, beliau berkata kepada orang yang memusuhi dan memeranginya:

    “Pergilah kalian, hari ini kalian bebas”.

    Demi Allah, sungguh sangat menakjubkan sejarah hidupmu, wahai Rasulullah. Sungguh agung perilaku dan akhlaqmu, sehingga semua itu adalah madrasah Ilahiyah bagi setiap pemimpin, bagi setiap presiden, bagi setiap penguasa, bagi setiap komandan, bagi setiap hakim, bagi setiap politikus, bagi setiap guru, bagi setiap pasangan suami isteri, bagi setiap orang tua.

    Engkau adalah teladan yang sempurna bagi seluruh manusia, dan bagi setiap yang menginginkan kesempurnaan dalam pelbagai bentuk, manifestasi dan trend kehidupan, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat kepada Nabi Muhammad saw untuk kami semua, dan segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat kepada mu untuk umat manusia seluruhnya.

    Umat Islam memperingati sejarah Rasulullah setiap hari

    Kita memperingati sirah dan kehidupan Rasulullah saw bukan sehari dalam sebulan, namun kita melakukannya setiap hari dan bukan sekali dalam sehari namun puluhan kali; ketika ada seruan dan ajakan solat, dunia seluruhnya menjawab seruan azan; saya bersaksi bahawa Muhammad utusan Allah. Setiap kali bertasyahud dalam solat, seorang muslim seakan bertemu Rasulullah saw mengucapkan salam: “Assalamu’alaika Ayyuhan nabi”, seakan mengunjunginya secara maknawi dan bertemu dengannya, menyambut dan bersuka cita kepadanya.

    Manusia cenderung terjerumus pada kehancuran

    Bagi para pemerhati situasi dan keadaan dunia saat ini akan melihat bahawa manusia ramai yang cenderung pada hawa nafsu yang menghinakan seakan dihidapi kepada semua orang dan hampir semuanya, dan dunia kini dibagi menjadi dua kelompok:

    – Kekuatan yang dengan taringnya ingin mendominasi yang lain, dan memaksakan kehendak dari apa yang mereka inginkan, membuat perjanjian yang menjadi sarana merampas sumber daya alam mereka, dan menjadikan diri mereka sebagai pemimpin mereka, dan pada selanjutnya mencegah mereka dari kebebasan dan kedaulatan atas tanah mereka, dan kebebasan melakukan tindakan dari potensi yang mereka miliki… Menyalakan api perang yang mereka istilahkan dengan tindakan preventif, hanya untuk mengamankan dan melancarkan kepentingan mereka sendiri, membatasi kebebasan dan kemerdekaan warga yang bergolak dalam diri mereka untuk melakukan perlawanan terhadap ketidakadilan, mengembalikan hak-hak dan kebebasan bangsa, menolak penjajahan.

    Bahkan, mereka tidak melakukan itu saja, namun mereka juga menghidupkan api perang antara anak-anak bangsa dalam satu negara (perang saudara), sehingga mereka meminta perlindungan dan bantuan kepada mereka dan bergantung pada tali mereka.

    – Adapun kelompok lainnya adalah kelompok yang lemah dan dihinakan kerana kemiskinan dan kebodohan, dibutakan oleh penyakit, dan kelemahannya kian terus bertambah oleh adanya pemerintah autokrasi yang membatasi kebebasan, dan menurunkan pelbagai macam warna dari ketidakadilan, menutup mata sisi kebenaran, dan enggan melakukan perbaikan kecuali harus tunduk pada kekuasaannya, menguasai segala potensi yang dimiliki, menghisap apa yang tersisa dari darahnya, melakukan penganiayaan hingga titik maksimum hingga pada puncak penyiksaan pada rakyat yang tertindas dan tertekan, berteriak kesakitan atau meminta pertolongan.

    Situasi yang suram ini telah menjadi lumrah di sebahagian besar masyarakat di negara Islam di seluruh dunia ketiga yang hidup di bawah tingkat kemiskinan, pengangguran di semua kelompok masyarakat, penyakit bermaharajalela, obat-obatan yang mahal sehingga jika ditemukan tidak mampu membelinya, terjadi korupsi dalam pendidikan dan pemerintahan, dan menyebarnya penyuapan dan sikap pilih kasih, sikap materialistik dan egoisme, menyebar kejahatan dalam pelbagai strata masyarakat, sehingga pemerintah yang memimpin suatu negara hanya menyibukkan diri untuk menyelesaikan permasalahan ini dan sebahagian mereka ada yang menghalang terhadap para generasi kebangkitan Islam yang berusaha ingin memperbaiki keadaan masyarakat dan melakukan kebangkitan serta menghadang musuh-musuhnya dari Zionis dan sekutunya.

    Musuh hanya takut terhadap nyala api keimanan

    Hal ini patut difahami, bahawa musuh sangat menyedari bahawa rahsia kekuatan umat dan bangsa terletak pada kekuatan iman dan cinta pada jihad dan syahadah di jalan Allah; oleh kerana itu pertama kali yang mereka lakukan adalah memusnahkan nyala api iman dan mengerahkan segala potensi yang mereka miliki dan bekerja sama dengan sekutu mereka untuk mewujudkan impian mereka, namun Allah menghinakan tipu daya mereka dan memperkokoh umat sesuai dengan fitrahnya dan memberi aksi balas setiap kali ada seruan jihad dan syahadah…

    “Mereka ingin memadamkan cahaya Allah melalui mulut-mulut mereka dan Allah yang menyempurnakan cahaya-Nya sekalipun orang-orang kafir tidak menyukainya”. (As-Shaff:8)

    Nabi Muhammad saw pembawa rahmat bagi semesta alam

    Allah telah mengutus Rasulullah saw membawa rahmat bagi semesta alam, bagi siapa yang mengikutinya akan mendapat keberuntungan di dunia dan di akhirat ..

    “Dan tidaklah Kami mengutusmu kecuali untuk memberi rahmat bagi semesta alam” (Al-Anbiya:107)

    Dan nabi saw sendiri bersabda:

    “Sesungguhnya Aku diutus untuk membawa rahmat”.

    Dan dibawah naungan syariah Rasulullah saw seluruh manusia menikmati kebebasan, keadilan dan kesetaraan dan memberikan kasih sayang bagi manusia yang tertimpa penderitaan dan ketidakadilan, ketakutan dan kekejaman yang dilakukan oleh para penentangnya yang tidak hanya menolak hadiah kasih sayang tersebut, namun lebih dari itu adalah menyatakan api perang terhadap syariat langit dan melecehkan dan menjauhi dari kurnia, rahmat dan kenikmatan dan nasihat serta cahaya yang terang benderang. Sungguh merugi umat manusia yang seperti itu! .. betapa sengsara apa yang dilakukan oleh manusia seperti itu; kesengsaraan dan penderitaan, sekiranya mereka tetap berada dalam keadaan seperti itu dan tidak mahu merespon seruan Allah dan Rasul-Nya…!!

    “Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (Thaha:124)

    Darah para syuhada adalah simbol kesedaran umat

    Wahai umat Islam..

    Janganlah kita merasa bangga dengan darah yang mengalir di jalan untuk membela kebenaran dan melakukan perlawanan terhadap penjajahan, begitu pula dengan pengorbanan yang diberikan dalam menghentikan kerosakan moral, sosial dan ekonomi… kerana yang demikian adalah kecil di hadapan tujuan yang sangat mulia dan ganjaran yang besar.

    yaitu, berjihad dan berjihadlah wahai umat Islam, kerana yang demikian merupakan "perniagaan" yang dapat menyelamatkan diri dari azab Allah, dan mendekat dari nikmat Allah dan mewujudkan pertolongan Allah:

    “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (iaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (iaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (As-Shaff:10-13)

    Perbaikilah diri kita sendri terlebih dahulu lalu serulah orang lain

    Mari kita mulai mendidik diri sendiri terlebih dahulu, memperbaharui ruh, memperteguh dan memperkokoh akhlaq serta menumbuhkan keberanian yang lurus dalam jiwa-jiwa umat, dan yakinlah bahawa hal tersebut merupakan titik awal yang akan mampu membangun kebangkitan umat dan bangsa…jika kita berhasil maka itulah yang kita inginkan, namun jika tidak maka kita serahkan seluruhnya kepada Allah dan kita telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, dan kita menginginkan kebaikan untuk manusia, dan kita tidak putus asa melakukan perbaikan atau berhenti dalam menyebarkan risalah Rasulullah saw sehingga tidak memiliki sama sekali pengaruh, namun dengan pengorbanan yang besar dan darah yang banyak, cukuplah bagi para pembawa risalah mendapatkan faktor-faktor keberhasilan. Dengannya mereka beriman, sehingga mengikhlaskan diri dalam berjuang dan di jalannya mereka berjihad, sementara waktu telah menunggunya dan dunia selalu memantaunya…

    “… Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (At-Taubah:94)

    Dan segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.

    Tuesday, 13 December 2011

    Surat As-Sajadah / Sujud (QS :32)


    Surah As-sajdah
    surah As-sajdah surat ke 32
    surah dengan 30 ayat
    termasuk golongan surat makkiyah

    Rouslululloh menerangkan keutamaan pembaca surat As-sajdah

    1. Mendapatkan Keimanan yang kuat dan "ilmu yaqin"
    2. Mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakan ibadah pada "laylatul qodar"
    3. jika di lanjutkan dengan surat Tabarok(Al-Mulk), Allah mencatatkan 70 Kebaikan dan Mencabut 70 Keburukan dan menambah 70 derajad


    Rosululloh menganjurkan membisakan diri membaca :

    1. Surah As-sajdah pada rokaat pertama dan surah Al=Insan pada rokaat kedua saat sholat subuh di hari kiamat.
    2. Surah As-sajdah dan surah Tabarok(Al-Mulk) menjelang tidur

    Surat As Sajadah terdiri atas 30 ayat termasuk golongan surat Makkiyah diturunkan sesudah surat Al Mu’minuun. Dinamakan As Sajadah berhubung pada surat ini terdapat ayat sajadah, yaitu ayat yang kelima belas.

    Pokok-Pokok Isinya :

    1. Keimanan:
    Menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW itu benar-benar seorang rasul dan menjelaskan bahwa kepada musyrik Mekah belum pernah diutus seorang rasulpun sebelumnya; menegaskan bahwa Allah Maha Esa, bahwa Dia-lah yang menguasai alam semesta dan Dia-lah yang mengaturnya dengan aturan yang paling sempurna; menyatakan bahwa hari berbangkit benar-benar akan terjadi.

    2. Hukum:
    Anjuran melakukan sembahyang malam (tahajjud dan witir).

    3. Dan lain-lain:
    Keterangan mengenai kejadian manusia di dalam rahim dan fase-fase yang dilaluinya sampai ia menjadi manusia; penjelasan bagaimana keadaan orang-orang mukmin di dunia dan nikmat serta pahala-pahala yang disediakan Allah bagi mereka di akhirat; kehinaan yang menimpa orang-orang kafir di akhirat dan mereka pada waktu itu meminta supaya dikem- balikan saja ke dunia untuk bertobat dan berbuat kebaikan, tetapi keinginan ini ditolak; keingkaran kaum musyrik ter- hadap hari berbangkit dan mereka menganggap bahwa hal itu adalah mustahil.

    Surat As Sajdah mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan kebenaran Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah dan Al-Quran yang diturunkan kepadanya merupakan petunjuk bagi manusia, menegaskan tentang ketauhidan dan kekuasaan Allah dengan mengemukakan hal-hal yang ber- hubungan dengan masa terciptanya alam, proses kejadian manusia dan kebangkitan di hari kiamat serta keajaiban yang terdapat pada alam semesta.

    Semuanya itu dikemukakan sebagai bantahan terhadap hujah-hujah yang dikemukakan oleh orang-orang musyrikin dan untuk menghilangkan keragu-raguan mereka.

    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
    الم

    [32:1] Alif Laam Miim

    تَنزِيلُ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِن رَّبِّ الْعَالَمِينَ

    [32:2] Turunnya Al-Quraan yang tidak ada keraguan di dalamnya, (adalah) dari Tuhan semesta alam.

    أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ لِتُنذِرَ قَوْماً مَّا أَتَاهُم مِّن نَّذِيرٍ مِّن قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ

    [32:3] Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: “Dia Muhammad mengada-adakannya.” Sebenarnya Al-Quraan itu adalah kebenaran dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.

    اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُم مِّن دُونِهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ

    [32:4] Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at. Maka

    يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ

    [32:5] Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu

    ذَلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

    [32:6] Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

    الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنسَانِ مِن طِينٍ

    [32:7] Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.

    ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِن سُلَالَةٍ مِّن مَّاء مَّهِينٍ

    [32:8] Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.

    ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ

    [32:9] Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

    وَقَالُوا أَئِذَا ضَلَلْنَا فِي الْأَرْضِ أَئِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ بَلْ هُم بِلِقَاء رَبِّهِمْ كَافِرُونَ

    [32:10] Dan mereka berkata: “Apakah bila kami telah lenyap (hancur) dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?” Bahkan mereka ingkar akan menemui Tuhannya.

    قُلْ يَتَوَفَّاكُم مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

    [32:11] Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.”

    وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُؤُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحاً إِنَّا مُوقِنُونَ

    [32:12] Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.”

    وَلَوْ شِئْنَا لَآتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَاهَا وَلَكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّي لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

    [32:13] Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk, akan tetapi telah tetaplah perkataan dari padaKu: “Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama.”

    فَذُوقُوا بِمَا نَسِيتُمْ لِقَاء يَوْمِكُمْ هَذَا إِنَّا نَسِينَاكُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

    [32:14] Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini. Sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan.

    إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّداً وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ

    [32:15] Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.

    {س} تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفاً وَطَمَعاً وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ

    [32:16] Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdo’a kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.

    فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاء بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

    [32:17] Tak seorangpun mengetahui berbagai ni’mat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.

    أَفَمَن كَانَ مُؤْمِناً كَمَن كَانَ فَاسِقاً لَّا يَسْتَوُونَ

    [32:18] Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik? Mereka tidak sama.

    أَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ جَنَّاتُ الْمَأْوَى نُزُلاً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

    [32:19] Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan.

    وَأَمَّا الَّذِينَ فَسَقُوا فَمَأْوَاهُمُ النَّارُ كُلَّمَا أَرَادُوا أَن يَخْرُجُوا مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا وَقِيلَ لَهُمْ ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّذِي كُنتُم بِهِ تُكَذِّبُونَ

    [32:20] Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: “Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya.”

    وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

    [32:21] Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).

    وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنتَقِمُونَ

    [32:22] Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.

    وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ فَلَا تَكُن فِي مِرْيَةٍ مِّن لِّقَائِهِ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِّبَنِي إِسْرَائِيلَ

    [32:23] Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu menerima (Al-Quraan itu) dan Kami jadikan Al-Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil.

    وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ

    [32:24] Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.

    إِنَّ رَبَّكَ هُوَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ

    [32:25] Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang memberikan keputusan di antara mereka pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka perselisihkan padanya.

    أَوَلَمْ يَهْدِ لَهُمْ كَمْ أَهْلَكْنَا مِن قَبْلِهِم مِّنَ الْقُرُونِ يَمْشُونَ فِي مَسَاكِنِهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ أَفَلَا يَسْمَعُونَ

    [32:26] Dan apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah). Maka apakah mereka tidak mendengarkan?

    أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا نَسُوقُ الْمَاء إِلَى الْأَرْضِ الْجُرُزِ فَنُخْرِجُ بِهِ زَرْعاً تَأْكُلُ مِنْهُ أَنْعَامُهُمْ وَأَنفُسُهُمْ أَفَلَا يُبْصِرُونَ

    [32:27] Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?

    وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْفَتْحُ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

    [32:28] Dan mereka bertanya: “Bilakah kemenangan itu (datang) jika kamu memang orang-orang yang benar?”

    قُلْ يَوْمَ الْفَتْحِ لَا يَنفَعُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِيمَانُهُمْ وَلَا هُمْ يُنظَرُونَ

    [32:29] Katakanlah: “Pada hari kemenangan itu tidak berguna bagi orang-orang kafir, iman mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh.”

    فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَانتَظِرْ إِنَّهُم مُّنتَظِرُونَ

    [32:30] Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tunggulah, sesungguhnya mereka (juga) menunggu

    Monday, 5 December 2011

    Surat Luqman (QS :31)

    Nasihat Luqman pada anaknya..

    Assalamu'alaikum wr. wb.
    ...terlebih dahulu penulis mengucapkan selamat memasuki tahun 2012 kepada semua pembaca Blog ini...

    ...Allah telah mengatur penulis dengan kudrat Nya bahwa di akhir tahun 2011 ini penulis di takdirkan mem-posting kalam Nya yg tersusun pada urutan 31....subhanallah...makna apa yang Engkau amanatkan kepada ku...betul2 diluar kemampuan ku memaknainya...tidak aku rencanakan sama sekali...mudah2 menjadi evaluasi bagi kami semua...terhadap apa yg telah kami berikan kepada anak2 kami.........................................................................................................penulis bukanlah seorang ustad atau berilmu tinggi...jauh sama sekali....selamat membaca...

    Kita semua tahu bahwa peran ayah dalam sebuah keluarga sangat penting, terutama pemahaman seorang ayah akan tauhid dan akidah di dalam keluarga guna mengarahkan prinsip-prinsip dalam beragama kepada anak-anaknya. Akan tetapi, sungguh sedih tatkala di jaman sekarang ini, banyak figur-figur dari seorang ayah yang kecenderungannya lebih kepada hal-hal yang bersifat duniawi. Walaupun kita ketahui bersama, bahwasanya mencari dunia itu tidak tercela di dalam Islam, dan mereka pun melakukan yang demikian itu untuk kesejahteraan anak-anaknya, akan tetapi yang namanya pendidikan anak tentang akhlak dan beragama juga merupakan faktor utama yang tidak dapat dikesampingkan.

    Akibat dari kesalahan pola pendidikan keluarga terhadap anak-anaknya, maka jangan heran ketika anak-anak jaman sekarang lebih cenderung menghabiskan waktunya untuk berbelanja, pergi ke mall, dan mencari kenyamanan di lingkungan luar karena lingkungan keluarganya yang kurang harmonis.

    Disitulah peran ayah sangat penting bagi pembentukan akhlak seorang anak. Adapun bagaimana seharusnya seorang ayah mendidik anaknya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengisyaratkan kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam firman-Nya, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya.” (QS. Luqman: 13)

    Ini adalah isyarat yang agung, dimana Allah Rabbul ‘alamin mengingatkan segenap manusia, setiap ayah agar senantiasa memperhatikan pendidikan anaknya, terutama akhlak anaknya dan agama anaknya.

    Adapun Luqman, sebelum kita mengkaji nasehat-nasehat apakah yang Luqman wasiatkan kepada anaknya, maka tentunya kita akan bertanya, ‘Siapakah Luqman?’


    Para ulama terdahulu (as-Salaf) bersilang pendapat mengenai status Luqman. Namun mayoritas ulama mengatakan bahwa Luqman bukan Nabi, ia hanya seorang hamba Allah yang salih dan taat beribadah.

    Sufyan ats-Tsauri meriwayatkan dari al-Asy’ats dari ‘Ikrimah dari ‘Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Luqman adalah seorang hamba sahaya berkebangsaan Habsyi (Ethiopia) dan berprofesi sebagai tukang kayu.” [Ath-Thabari (XX/135)]

    Al-Auza’i berkata, “Aku meriwayatkan sebuah keterangan dari ‘Abdurrahman bin Harmalah, ia berkata, “Seorang laki-laki berkulit hitam mendatangi Sa’id bin al-Musayyab. Ia (Sa’id) berkata kepada laki-laki berkulit hitam itu, ‘Janganlah bersedih hanya karena kamu laki-laki berkulit hitam. Karena ada tiga orang manusia terbaik yang berasal dari Sudan (negeri yang penduduk aslinya berkulit hitam), yaitu (1) Bilal, (2) Mahja’, hamba sahaya yang dibebaskan ‘Umar bin al-Khaththab dan (3) Luqman al-Hakim, seorang laki-laki hitam yang fisiknya kuat.” [Ath-Thabari (XX/135)]

    Namanya (Luqman) diabadikan menjadi nama sebuah surat di dalam Al-Qur’an yaitu surat ke 31. Ia digambarkan sebagai laki-laki shalih yang memberikan untaian nasihat luhur kepada anaknya yang merupakan sosok manusia yang paling ia cintai dan paling ia sayangi daripada manusia yang lain. Sebagaimana diriwayatkan oleh Syu’bah dari al-Hakam dari Mujahid, ia berkata, “Luqman adalah seorang hamba yang shalih, namun ia bukan Nabi.” [Ath-Thabari (XX/134)]

    Itulah Luqman. Seorang ayah yang benar-benar ingin memberikan hal-hal yang terbaik yang pernah ia ketahui kepada anaknya. Sebagaimana Allah menjelaskan mengenai kelebihan Luqman dan apa yang ia sampaikan kepada anaknya di dalam Al-Quran:

    “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: ” Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Luqman:12)

    “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman.” Maksud dari hikmah dalam ayat ini adalah pemahaman yang mendalam, ilmu yang luas dan cara pengungkapan yang bagus. [Shahih Tafsir Ibnu Katsir (7/149)].

    Maha Besar Allah, bayangkan kesempurnaan yang Allah Azza wa Jalla berikan kepada Luqman, bukan hanya pemahaman dan ilmu, namun Allah memberikan Luqman cara pengungkapan yang bagus dalam menyampaikan ilmunya. Oleh karena itu, Allah Rabbul’alamin menyuruh kepada Luqman untuk bersyukur atas anugerah yang telah Allah limpahkan kepadanya, dan itulah keutamaan yang Allah karuniakan secara khusus kepada Luqman.

    Wasiat Luqman Kepada Anaknya. Allah Subhanahu wa ta’ala menceritakan bahwa suatu saat Luqman memberikan wasiat dan wejangan kepada anaknya, manusia yang paling ia cintai dan paling ia sayangi, serta manusia yang paling berhak mendapatkan ilmu pengetahuan dan nasehat darinya. Oleh sebab itu nasehat pertama yang ia sampaikan adalah

    (1) Hendaknya ia menyembah hanya kepada Allah saja, dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.

    “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ” Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman:13)

    Perhatikanlah bagaimana penekanan Luqman kepada anaknya tatkala ia berkata, “Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” Imam al-Bukhari dalam Fat-hul Baari (VIII/372) meriwayatkan sebuah hadits yang bersumber dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Ketika turun ayat, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezhaliman.” (QS. Al-An’aam: 82), para Sahabat Rasulullah merasa berat mengamalkan ayat ini. Mereka bertanya, ‘Apakah ada di antara kita yang keimanannya tidak tercampur dengan perbuatan zhalim?’ Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukan itu yang dimaksud. Tidakkah kamu mendengar perkataan Luqman, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezhaliman yang besar.’” Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya nomer 124.

    Selanjutnya Allah menyandingkan wasiat Luqman agar sang anak menyembah hanya kepada Allah saja, dengan wasiat

    (2) Berbakti kepada orang tua.

    “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” (QS.Luqman: 14)

    Mengenai ayat ini, Mujahid berkata, “Yang dimaksud dengan -wahnan ‘alaa wahnin- adalah, ‘Dalam keadaan penuh penderitaan saat mengandung sang anak.’” [Ath-Thabari (XX/137)]
    Sengaja, Allah menyebutkan perjuangan seorang ibu dalam mengurus anaknya. Penderitaan dan pengorbanan seorang ibu dalam melindungi anaknya di antaranya dengan tidak bisa tidur dengan nyaman di sepanjang siang dan malam, semata-mata agar seorang anak senantiasa mengingat jasa-jasa ibunya. [Shahih Tafsir Ibnu Katsir (7/153)]
    Dan akhir ayat tersebut merupakan isyarat yang sangat agung. “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” Karena sesungguhnya Allah akan membalas hamba-hamba-Nya yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, dengan balasan yang paling sempurna. [Shahih Tafsir Ibnu Katsir (7/153)]

    Dan Luqman kemudian berwasiat

    (3) Agar anaknya tidak mengikuti ajaran orang tua yang sesat. Yaitu ajakan untuk mengikuti agama mereka yang tidak diridhlai oleh Allah Azza wa Jalla.

    “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.” (QS. Luqman:15).

    Namun bukan berarti yang demikian itu jika terjadi kepada kita menjadikan penghalang bagi diri kita untuk bergaul dan memperlakukan kedua orang tua kita dengan baik di dalam dunia ini. Karena Allah menutup ayat tersebut dengan, “Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku-lah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman:15).

    Di dalam kitab al-’Isyrah (pergaulan), karya ath-Thabrani, ia meriwayatkan bahwa Sa’d bin Malik berkata: “Ayat ini turun berkenaan denganku, yakni firman Allah, ‘Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku-lah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’ Dulu, aku ini seorang laki-laki yang sangat berbakti kepada ibuku. Ketika aku masuk Islam, ibuku berkata, ‘Wahau Sa’d! Apa yang aku khawatirkan ini terjadi juga. Tinggalkanlah agamamu (Islam), atau aku tidak akan makan dan minum sampai mati. Dan kamu berhasil melempar aib kepadaku.’

    Aku pun menjawab, ‘Jangan engkau lakukan hal itu wahai ibuku. Dan aku tidak akan meninggalkan agamaku ini dengan alasan apapun.’ Maka ibuku tidak mau makan dan minum selama satu malam. Selanjutnya ia meningkatkan kesungguhannya. Maka pada hari esoknya pun selama satu hari satu malam ia tidak mau makan. Kemudian ia pun menjadi semakin serius dalam aksinya. Ketika aku melihatnya demikian, aku berkata, ‘Wahai ibuku! Ketahuilah, demi Allah, seandainya pun engkau memiliki seratus nyawa, kemudian satu persatu nyawamu lepas dari badan, niscaya aku tidak akan meninggalkan agamaku ini dengan satu alasan apapun. Jika engkau berkehendak makan, maka makanlah. Dan jika engkau tidak ingin makan, tinggalkan saja.’” Pada akhirnya ibunya pun makan seperti biasa. [Ibnul Atsir menyebutkan keterangan ini di dalam kitab Ussul Ghaabah (IV/216)]

    Wasiat Luqman selanjutnya kepada anaknya merupakan wasiat yang sangat berguna. Allah sengaja mengemukakannya agar umat manusia senantiasa ingat dan mengamalkan serta mematuhinya, bahwasanya

    (4) Kezhaliman atau kesalahan yang ukurannya seberat biji sawi akan medapat ganjaran di hari Kiamat kelak.

    (Luqman berkata): ”Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Luqman: 16)

    Allah akan meletakkan keputusan yang adil pada saat menimbang amal perbuatan manusia. Allah akan membalas segala amal perbuatan manusia, jika amalnya baik, maka balasannya pun akan baik. Akan tetapi jika amal perbuatannya jelek maka balasannya pun jelek.

    Sebagaimana firman-Nya,

    “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiyaa’: 47)

    Dan juga firman-Nya,

    “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Az-Zalzalah: 7-8)

    Bahkan, meskipun sebutir dzarrah itu tertutup rapat di dalam bongkahan batu yang sangat besar, atau menghilang tidak diketahui rimbanya di segenap penjuru langit dan pelosok bumi, maka Allah pasti bisa mendatangkannya, karena tidak ada sesuatu pun yang samar dari pengetahuan Allah.

    Oleh sebab itu Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” Allah Mahahalus, artinya pengetahuan-Nya Mahasempurna, hingga tidak ada satu pun perkara yang tersembunyi dari ilmu-Nya, meskipun perkara itu begitu lembut, dan sangat sulit dijangkau. Allah Maha Mengetahui meski dengan langkah seekor semut yang merayap di kepekatan malam yang gelap gulita.

    Selanjutnya, Allah mengabarkan mengenai wasiat Luqman kepada anaknya yang sangat agung, yaitu

    (5) Perintah mendirikan shalat, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran.

    Sebagaimana Allah Azza wa Jalla telah berfirman dalam QS. Luqman ayat 17,

    “Hai anakku, dirikanlah shalat.” Yakni, lakukanlah dengan seluruh aturan-aturan, rukun-rukun, dan waktu-waktunya.

    “Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.” (QS.Luqman:17)

    Dari ayat tersebut, maka kita pun mendapat pelajaran yang sangat berharga dari Luqman, bahwasanya menyuruh manusia untuk mengerjakan perbuatan baik dan mencegah mereka dari perbuatan yang mungkar harus dilakukan sesuai dengan kemampuan dan kekuatan yang kita miliki. Dan pelaku amar ma’ruf nahi mungkar itu, niscaya akan mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari kebanyakan manusia. Oleh karena itu Allah Azza wa Jalla mengisyaratkan “Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.” (QS.Luqman:17)

    Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengingatkan bahwa bersabar dalam menanggung perlakuan yang menyakitkan dari manusia itu merupakan perkara yang diperintahkan dan diwajibkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya sebagaimana di akhir ayat tersebut dijelaskan bahwa, “Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”

    Dan nasehat Luqman berikutnya,

    (6) Menyuruh agar tidak bersikap sombong.

    Firman Allah dalam QS. Luqman ayat 18, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (kerena sombong).”

    Maksudnya janganlah kita suka memalingkan wajah kita tatkala kita sedang berbicara atau ketika seseorang berbicara kepada kita dengan maksud mengecilkan dan meremehkan orang lain seraya menampakkan kesombongan dan kepongahan diri kita di depan orang lain. Oleh karenanya, kita harus mampu merendahkan hati dan menampakkan wajah yang ramah terhadap orang lain, khususnya saudara-saudara kita seagama dan seakidah.

    Dan nasehat tersebut sesuai dengan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Imam Abu Dawud dan tercantum di dalam Shahiihul Jaami’ No 97, bahwasanya Rasulullah telah bersabda, “Seandainya kamu berbicara dengan saudaramu, maka (lakukanlah) dengan wajah yang ramah tamah. Jauhi olehmu memanjangkan kain sampai ke bagian bawah mata kaki. Karena sikap seperti itu tergolong membangga-banggakan diri (sombong). Dan sikap membangga-banggakan diri ini sangat tidak disukai oleh Allah.” [Abu Dawud (IV/345)]

    “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.” (QS. Luqman: 18). Sombong, berbangga diri, menampakkan kebesaran dan kekuatan adalah hal yang harus kita hindari. Karena yang demikian itulah hal yang akan membuat Allah membenci kita.

    Dalam ayat lain, Allah menegaskan ketidak-sukaan-Nya kepada orang-orang yang sombong dan merendahkan orang lain,

    “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. Al-Israa’: 37)

    Dan nasehat terakhir Luqman kepada anaknya yang bisa kita jadikan bahan pelajaran untuk bersikap adalah

    (7) Perintah untuk bersikap sederhana.

    Allah berfirman, “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan.” (QS. Luqman: 19), Maksudnya berjalanlah dengan sikap yang santun dan sederhana.

    “Dan lunakkanlah suaramu.” (QS. Luqman: 19) Artinya, janganlah bersikap keterlaluan dalam berbicara. Janganlah mengeraskan suara pada pembicaraan yang tidak memiliki faedah apa-apa.

    Oleh karenanya Allah berfirman di akhir QS. Luqman ayat 19, “Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

    Para ahli tafsir mengatakan bahwa suara yang paling buruk adalah suara keledai dikarenakan suara keledai itu keras dan tinggi. Dan ini adalah isyarat dari Allah bahwasanya, Allah memurkai orang-orang yang meninggikan suaranya tatkala berbicara. Dan Allah menyerupai orang-orang yang demikian itu seperti keledai menunjukkan haramnya dan sangat tercelanya tindakan tersebut.

    Perumpamaan haramnya meninggikan suara ini sama persis dengan perumpamaan yang disebutkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, “Kami tidak memiliki permisalan yang buruk. (Seburuk-buruk permisalan) orang yang minta kembali pemberiannya, yakni bagaikan anjing yang memuntahkan sesuatu, kemudian ia menjilat kembali muntahannya itu.” [Tuhfatul Ahwadzu (IV/522)].

    Nasehat-nasehat Luqman tersebut sungguh penuh hikmah dan bermanfaat. Untaian nasehat Luqmanul Hakim tersebut termasuk kisah yang ada di dalam al-Qur’an al-’Azhim. Oleh karena itu, wajiblah seorang ayah senantiasa mengajarkan prinsip-prinsip hidup seperti yang telah Luqman ajarkan kepada anak-anaknya.

    Dan sebagaimana hati kecil kita pasti akan menyetujui bahwa memang prinsip-prinsip tersebut adalah hal yang sangat agung yang sangat penting untuk kita kepada anak-anak kita terutama diri-diri kita masing-masing.

    Semoga nasehat-nasehat dari Luqman ini dapat selalu mengingatkan kita agar selalu memperbaiki diri. Dan juga membuat kita untuk tidak akan pernah lupa agar mewariskan kebaikan-kebaikan kepada anak-anak kita. Yaitu kebaikan-kebaikan yang telah Allah dan Rasulnya isyaratkan. Karena anak kita, mereka lah yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini dan agama yang mulia ini.

    Semoga Allah membimbing kita semua menuju amal yang dicintai dan diridhai-Nya.

    Amin.