Diriwayatkan bahwa setelah para pemimpin Quraisyberputus asa menghadapi
Nabi, mereka mendatangi beliau. Mereka melihat adanya kebaikan dalam
dakwah beliau namun mereka enggan mengikutinya karena kecintaan mereka
bertaqlid buta. Mereka berkata, “Marilah, kami menyembah Tuhanmu untuk
suatu masa dan kamu menyembah Tuhan kami untuk suatu masa. Dengan
demikian ada perdamaian di antara kita dan permusuhan lenyap. Jika pada
ibadah kami ada kebenaran Anda bisa mengambil sebagian dan jika pada
ibadahmu ada kebenaran kami mengambilnya. Maka surat ini turun untuk
membantah mereka dan memupus harapan mereka.
Ya
Muhammad, katakan kepada orang-orang kafir yang tidak ada kebaikannya
sedikit pun pada mereka dan tidak ada harapan untuk beriman. Katakan
kepada mereka, aku tidak menyembah apa yang kalian sembah. Sebab kalian
menyembah tuhan-tuhan yang kalian jadikan sebagai perantara kepada Allah
yang Esa lagi Maha Perkasa. Kalian menyembah tuhan-tuhan yang kalian
kira terwujud dalam bentuk patung atau berhala. Sedangkan aku menyembah
Tuhan yang Esa, Satu, Tunggal, Tempat bergantung yang tidak perlu istri
dan anak, tiada yang menyamai dan tiada pesaing. Tidak terwujud dalam
fisik atau pribadi seseorang. Tidak membutuhkan perantara dan tidak ada
yang mendekati-Nya melalui makhluk. Sarana yang mendekatkan seseorang
kepada-Nya hanyalah ibadah. Jadi, antara apa yang aku sembah dan kalian
sembah sangat berbeda. Maka aku tidak menyembah apa yang kalian sembah
dan kalian tidak menyembah apa yang aku sembah.
Hai
orang-orang kafir yang mantap dengan kekafiran. Aku tidak menggunakan
cara ibadah kalian dan kalian tidak menggunakan cara ibadahku. Ayat 2
dan 3 menunjukkan perbedaan antar kedua Tuhan yang disembah. Nabi
menyembah Allah sedangkan mereka menyembah patung dan berhala berikut
perantara lainnya. Sementara ayat 4 dan 5 menunjukkan perbedaan
ungkapan. Ibadah Nabi itu murni dan tidak terkontaminasi oleh kesyirikan
serta jauh dari ketidaktahuan tentang Tuhan yang disembah itu. Ibadah
kalian penuh dengan kesyirikan juga tawasul tanpa usaha. Bagaimana
mungkin kedua jenis ibadah ini bisa bertemu. Sebagian ulama berkata,
membantah pengulangan pada surat ini. Pengertiannya, aku tidak menyembah
apa yang kalian di masa lalu demikian pula kalian, tidak menyembah apa
yang aku sembah. Jelas dan akhirnya sama.
Bagi
kalian agama kalian termasuk dosanya kalian tanggung sendiri dan bagi
kami agama kami, aku bertanggung jawab terhadap memikul bebannya. Kedua
ungkapan untuk menguatkan ungkapan sebelumnya.
Kolerasi Dengan Surat Sebelumnya
Allah memerintahkan pada surat yang lalu untuk mengikhlaskan ibadah
hanya bagi Allah Subhanahuwata’ala yang tiada sekutu baginya. Pada surat
tauhid dan al bara atau minasy syirk ini disebutkan jelas tentang
kekhususan peribadatan kepada Allah Subhanahuwata’ala dan tidak boleh
dicampur adukan dengan peribadatan kaum kafir Nabi hanya akan menyembah
kepada Rabbnya saja dan tidak akan menyembah berhala – berhala yang
mereka sembah. beliau sangat keras dalam hal ini dengan mengulangi dan
menegaskan prinsipnya, kemudian berakhir dengan pernyataan bahwa bagi
beliau agama beliau dan bagi mereka agamanya sendiri.
No comments:
Post a Comment