Katakanlah (hai Muhammad), “Telah diwahyukan
kepadamu bahwasa: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Qur’an),
lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang
menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami
beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan
seseorang pun dengan Tuhan kami, Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran
Tuhan kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak. Dan
bahwasanya: orang yang kurang akal daripada kami selalu mengatakan
(perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah
Gambaran Singkat Tentang Kisah Jin Dan Al-Quran
Dalam riwayat shahih dijelaskan bahwa golongan jin telah mendengarkan
Nabi SAW di saat beliau sedang shalat dengan para sahabatnya dan
membaca Al-Quran dengan lantunan suara yang mendorong jin bergerak
menuju ke haribaan-Nya. Setelah mereka mendengarkannya dengan
sungguh-sungguh dan memahami hakekat Kalamullah maka, mereka bertolak
dan bergerak menuju masyarakatnya untuk memberi kabar gembira dan
mengajarkan apa-apa yang telah mereka pahami.
Allah SWT mewahyukan hal ini kepada Nabi SAW agar hatinya merasa
tentram dan jiwanya tetap menggelora dalam dakwahnya meskipun
orang-orang musyrik berpaling darinya.
Ayat jin ini diturunkan dalam surat Al-Ahqaf secara global pada dua
ayat 29 dan 30 dan secara terperinci seperti yang digambarkan dalam
surat jin ini untuk memberikan teguran pada Kuffar Quraisy dan Arab yang
terlambat merespon keimanan sementara jin yang bukan dari golongan
manusia lebih cepat merespon dakwah dari pada mereka. Mereka Kuffar
Quraisy tidak beriman dan bahkan mendustakannya dikarenakan sifat hasud
yang menyelimuti diri mereka dan benci apabila Allah menurunkan
anugerahnya kepada orang yang dikehendaki-Nya.
Makna umum
Katakanlah kepada mereka Ya Muhammad; “sungguh Allah telah mewahyukan
kepadaku bahwasanya sekelompok dari golongan jin telah mendengarkan
Al-Quran dengan khusyuk. Lalu mereka berkata kepada kaumnya di saat
kembali kepada mereka; “sesungguhnya kami telah mendengar Al-Quran yang
agung nan indah yang sangat mengherankan karena beda dengan “kalamul
basyar” (perkataan manusia), bahkan dengan kitab-kitab dahulu dalam
susunan, metode, tujuan dan artinya. Al-Quran adalah kitab yang
mengandung petunjuk, kebenaran, nilai-nilai kebaikan dan jalan yang
lurus. Dari sini kami (golongan jin) beriman kepadanya dan Dzat yang
menurunkannya.
Tidak hanya berhenti di sini saja, akan tetapi kami juga
tidak akan menyekutukan Allah SWT dengan satu pun makhluknya.
Sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian sufaha (jin-jin bodoh) dari
golongan kami. Dan sesungguhnya Allah SWT tidak memerlukan teman dan
anak sebagaimana yang dituduhkan oleh musyrikun dan sebagian golongan
jin. Maka ketika mendengar ayat Al-Quran tentang hal ini, mereka
mengingatkan kesalahan keyakinan jin-jin kafir yang menyatakan bahwa
Allah memerlukan seorang teman, pendamping dan anak. Bagaimana hal ini
terjadi, sedangkan Allah Maha Kaya dari segala sesuatu?
Dan jin-jin itu beriman dan membenarkan apa yang dikatakan Al-Quran.
Mereka tidak mau taqlid buta apalagi berkaitan dengan kesalahan yang
sudah jelas salahnya dan kebatilan yang nyata, meskipun yang melakukan
tokoh-tokohnya. Mereka berkata, ”Kami beriman kepada Allah dan mengakui
kesalahan kami dalam menisbatkan Allah kepada yang tidak laik bagi-Nya.
Karena kami semua yakin bahwa mustahil ada satu dari manusia dan jin
yang berkata dusta atas nama Allah.”
Ulasan singkat
- Wahyu datangnya hanya dari Allah dan hanya diberikan kepada para Rasul.
- Risalah Islam tidak terbatas hanya pada golongan manusia, akan tetapi untuk semua makhluk termasuk golongan jin.
- Sekelompok Jin telah mendengar langsung Al-Quran dari Rasulullah SAW baik saat shalat maupun langsung berhadapan dengannya.
- Jin meyakini bahwa Al-Qur’an adalah Kitab yang mengandung petunjuk.
- Ayat mengisyaratkan kepada kita bahwa jin setelah mendengar Al-Quran langsung menyampaikan kepada kaumnya.
- Jin terbagi dua, ada yang bertauhid dan ada yang musyrik.
No comments:
Post a Comment