Problematika dalam berumah tangga adalah merupakan sunnatullah yang
tidak akan pernah lenyap dalam perjalanannya,bagaikan bahtera yang
terkadang berlayar dengan tenang di tengah lautan yang dalam tak
berombak dan berbadai,namun terkadang tanpa diinginkan oleh nahkoda
tiba-tiba ombak datang menerpa seiring dengan berhembusnya angin kencang
diiringi badai dan topan. Jika Nahkoda paham mengendalikan kemudi dan
tau menghadapi gelombang yang sedang menggunung, maka bahtera akan
selamat, jika tidak…alamat bahtera akan tenggelam.
Berikut ini adalah kajian yang berkaitan dengan rumah tangga Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam
yang ternyata tidak lepas diterpa berbagai problematika rumah tangga,
dan pelajaran berharga dari Allah bagaimana seharusnya Nabi bersikap
terhadap keinginan istri-istrinya.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya :
Telah terjadi perbedaan pendapat dikalangan ahli tafsir mengenai
sebab turunnya permulaan surat ini. Sebagian menyatakan bahwa ayat ini
turun berkaitan dengan Mariyah, tatkala Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pernah mengharamkan dirinya untuk mencampurinya. Maka turunlah ayat yang mencela Rasulullah dalam firman yang artinya:
“Wahai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang telah Allah halalkan bagimu, untuk mencari kesenangan hati isteri-isterimu?”
Pendapat lainnya dan inilah yang benar yaitu turunnya ayat ini
berkenaan dengan sikap Nabi yang mengharamkan madu atas dirinya,
sebagaimana yang dikuatkan oleh riwayat al-Bukhari dalam kitab “al-Aiman
wan nuzur”, dengan sanadnya bahwa Aisyah pernah menyatakan bahwa
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pernah singgah di tempat Zainab binti Jahsy radhiallahu ’anha dan meminum madu di sana.
Berkata Aisyah radhiallahu ’anha:”Kemudian aku bersepakat
dengan Hafshah, jika beliau memasuki rumah salah satu dari kami maka
setiap kita harus sepakat mengatakan kepada beliau:” Sesungguhnya aku
mencium bau maghafir pada dirimu, pasti engkau telah memakan maghafir. ” Kemudian Nabi menemui salah seorang dari keduanya. Maka dia mengatakan hal itu kepada beliau. Lalu beliau berkata “Tidak, tetapi aku telah meminum madu di rumah Zainab binti Jahsy, dan sekali-kali tidak akan meminumnya lagi“ maka turunlah ayat ini:
wahai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang telah Allah halalkan bagimu. Sampai pada firman-Nya – Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hatimu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan),
No comments:
Post a Comment