...semoga semua pihak yang terlibat dengan tulisan ini medampat pahala dari Allah, penulis maupun yg membaca Nya...Insya Allah...amin....

freej

Tuesday, 16 April 2013

Tafsir Surat At-Tahrim (QS 66)

 https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRvOEfZF7sSprYaSmk3a2GVtc58f2Ke0YWmyZlivUKCp_Z6uSaRYQ
Problematika dalam berumah tangga adalah merupakan sunnatullah yang tidak akan pernah lenyap dalam perjalanannya,bagaikan bahtera yang terkadang berlayar dengan tenang di tengah lautan yang dalam tak berombak dan berbadai,namun terkadang tanpa diinginkan oleh nahkoda tiba-tiba ombak datang menerpa seiring dengan berhembusnya angin kencang diiringi badai dan topan. Jika Nahkoda paham mengendalikan kemudi dan tau menghadapi gelombang yang sedang menggunung, maka bahtera akan selamat, jika tidak…alamat bahtera akan tenggelam.

Berikut ini adalah kajian yang berkaitan dengan rumah tangga Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam yang ternyata tidak lepas diterpa berbagai problematika rumah tangga, dan pelajaran berharga dari Allah bagaimana seharusnya Nabi bersikap terhadap keinginan istri-istrinya.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya :
Telah terjadi perbedaan pendapat dikalangan ahli tafsir mengenai sebab turunnya permulaan surat ini.  Sebagian menyatakan bahwa ayat ini turun berkaitan dengan Mariyah,  tatkala Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pernah mengharamkan dirinya untuk mencampurinya. Maka turunlah ayat yang mencela Rasulullah dalam firman yang artinya:

“Wahai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang telah Allah halalkan bagimu, untuk mencari kesenangan hati isteri-isterimu?”

Pendapat lainnya dan inilah yang benar yaitu turunnya ayat ini berkenaan dengan sikap Nabi yang mengharamkan madu atas dirinya, sebagaimana yang dikuatkan oleh riwayat al-Bukhari dalam kitab “al-Aiman wan nuzur”, dengan sanadnya bahwa Aisyah pernah menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pernah singgah di tempat Zainab binti Jahsy radhiallahu ’anha dan meminum madu di sana.

Berkata Aisyah radhiallahu ’anha:”Kemudian aku bersepakat dengan Hafshah, jika beliau memasuki rumah salah satu dari kami maka setiap kita harus sepakat mengatakan kepada beliau:”  Sesungguhnya aku mencium bau maghafir pada dirimu, pasti engkau telah memakan maghafir. ” Kemudian Nabi  menemui salah seorang dari keduanya. Maka dia mengatakan hal itu kepada beliau. Lalu beliau berkata “Tidak, tetapi aku telah meminum madu di rumah Zainab binti Jahsy, dan sekali-kali tidak akan meminumnya lagi“  maka turunlah ayat ini:

wahai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang telah Allah halalkan bagimu. Sampai pada firman-Nya – Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hatimu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan),

No comments:

Post a Comment