...semoga semua pihak yang terlibat dengan tulisan ini medampat pahala dari Allah, penulis maupun yg membaca Nya...Insya Allah...amin....

freej

Monday, 4 July 2011

Mengenal Surat at-Taubah (Surat Tanpa Basmallah)

Upaya mengenal secara singkat surat at-Taubah akan lebih baik dengan memulai tiga ayat pertama dari surat ini. Allah swt berfirman;

Artinya:
(Inilah penyataan) pemutusan perhubungan daripada Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).

Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir.

Dan (inilah suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertaubat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.

Surat At-Taubah terdiri dari 129 ayat yang seluruhnya turun di Madinah. Para mufasir menyebutkan berbagai nama bagi surat ini dan yang paling terkenal dari semua nama adalah al-Bara'ah, at-Taubah dan al-Fadhihah. Masing-masing nama ini, didasarkan pada kandungan isi surat tersebut.

Surat ini dinamakan bara'ah yang berarti berlepas diri, karena surat kesembilan al-Quran ini dimulai dengan pengumuman akan bara'ah atau pernyataan Allah berlepas diri dari perbutan orang-orang musyrik yang melanggar janjinya. Adapun penamaan al-Fadhihah yang berarti pengungkapan keburukan, karena dalam surat ini Allah swt mengungkapkan perbuatan orang-orang munafik dan kaum musyrikin. Sedangkan nama at-Taubah diambil karena surat tersebut banyak membicarakan tentang taubat. Surat at-Taubah merupakan surat terakhir atau kelompok surat-surat yang terakhir turun kepada Rasulullah saw di Madinah.

Surat at-Taubah diturunkan pertama kali pada tahun 9 Hijriah. Dengan mengkaji kandungan ayat dalam surat at-Taubah, kita ketahui bahwa sebagian ayat turun sebelum perang Tabuk, sebagian dalam persiapan perang dan sebagian lainnya setelah kembali dari perang Tabuk.

Surat at-Taubah merupakan satu-satunya surat al-Quran yang tidak dimulai dengan bismillahirahmanirahim. Surat ini dimulai dengan pengumuman perang oleh Allah swt dan Rasul-Nya terhadap musuh-musuh yang melanggar janji. Maksud ayat pertama menjelaskan murka Allah swt terhadap orang-orang musyrik yang melanggar janji. Hal ini, tidak berkaitan dengan sifat kasih dan sayang Allah swt. Sebagian kalangan meyakini bahwa surat at-Taubah adalah kelanjutan dari surat al-Anfal. Sebab, surat al-Anfal juga berkaitan dengan perjanjian, dan menceritakan tentang orang-orang yang melanggar perjanjian dengan kaum muslimin. Oleh karena itu, wajar jika surat at-Taubah tidak dimulai dengan bismillahirahmanirahim.

Menurut para mufasir, 28 ayat dari surat at-Taubah turun beberapa hari menjelang permulaan ibadah haji. Memandang pentingnya kandungan ayat ini, Rasulullah saw mengutus Imam Ali as untuk menyampaikannya kepada warga kota Mekah.

Surat at-Taubah tidak membahas satu topik khusus. Hal ini berbeda dengan mayoritas surat-surat lain al-Quran yang biasanya mengemukakan topik tertentu di awal dan akhir surat. Bagian penting dari surat at-Taubah berkenaan dengan kaum musyrikin dan para penyembah berhala. Dalam hal ini, al-Quran memerintahkan untuk memutus hubungan dengan mereka dan membatalkan perjanjian dengan mereka. Alasannya adalah karena ulah kaum musyrikin yang sering melanggar perjanjian dengan kaum muslimin.

Dengan melihat periode turunnya ayat-ayat surat at-Taubah yaitu tahun 9 hijriah, juga kondisi sosial kaum muslimin saat itu yang telah menjelma sebagai kekuatan besar sementara kaum kafir kian melemah, maka muncullah orang-orang yang masuk Islam karena keterpaksaan, padahal mereka memendam permusuhan terhadap Islam. Dari kondisi itulah muncul kelompok yang oleh al-Quran disebut dengan nama munafikin. Surat at-Taubah banyak membicarakan tentang kelompok ini.

Kandungan lain dari surat at-Taubah mengenai zakat, melarang penumpukan harta, menganjurkan untuk menuntut ilmu, kisah tentang peristiwa hijrahnya Rasulullah saw, hukum bulan-bulan yang diharamkan berperang di dalamnya dan hukum jizyah atau upeti yang harus dibayar oleh minoritas non-Muslim untuk mendapat perlindungan pemerintahan Islam.

1 comment: