Makna dan Kandungan Surah Al-Fiil - Surah Al-Fiil adalah surah
ke-105 berdasarkan susunan mushaf dan surah ke-19 sesuai urutan
pewahyuan Al-Quran. Surah ini dinamai Al-Fil karena menceritakan tentang
Ashab Al-Fil (pasukan bergajah). Surah Al-Fil berbeda dengan kebanyakan
surah Al-Quran, seluruh kisahnya diturunkan secara keseluruhan pada
satu surah. Dari sisi isi, surah Al-Fil termasuk surah Al-Qishar
Al-Mufasshalat (17 surah terakhir Al-Quran ditambah surah Al-Fatihah).
Surah ini adalah salah satu surah juz ammah di hizb ke-4 juz 30
Al-Quran.
Surah ini bercerita tentang sebuah peristiwa besar sejarah dengan ayat
yang sangat pendek namun kukuh dan jelas tentang bagaimana Allah Swt
menurunkan bala kepada pasukan Abraha – pemimpin Habasya yang ingin
menyerang dan menghancurkan Ka’bah. Dan Dia mengirimkan kepada mereka
burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu
(berasal) dari tanah yang terbakar. (untuk diketahui bahwa yang dimaksud
dengan ababil yang disebutkan pada ayat ketiga surah ini adalah
rombongan burung yang berbondong-bondong datangnya. Ababil bukanlah nama
burung tertentu).
أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ
بِأَصۡحَـٰبِ ٱلۡفِيلِ (١) أَلَمۡ يَجۡعَلۡ كَيۡدَهُمۡ فِى تَضۡلِيلٍ۬
(٢) وَأَرۡسَلَ عَلَيۡہِمۡ
(طَيۡرًا أَبَابِيلَ (٣) تَرۡمِيهِم بِحِجَارَةٍ۬ مِّن سِجِّيلٍ۬ (٤) فَجَعَلَهُمۡ كَعَصۡفٍ۬ مَّأۡڪُولِۭ (٥
Artinya:
"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? [2] (1) Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka [untuk menghancurkan Ka’bah] itu sia-sia?, (2) Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, (3) yang melempari mereka dengan batu [berasal] dari tanah yang terbakar, (4) lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan [ulat]. (5)"
Makna dan Kandungan Surah Al-Fiil:
1. Kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, keagungan-Nya, rahmat-Nya
kepada hamba-hamba-Nya, dalil-dalil terhadap keesaan-Nya, dan benarnya
Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pada peristiwa tentara
bergajah; bagaimana tindakan Allah Subhaanahu wa Ta'aala terhadap mereka
yang hendak menghancurkan rumah-Nya itu ketika penduduk di sekitar
rumah-Nya itu tidak sanggup menghadapi tentara itu.
2. Yang dimaksud dengan tentara bergajah ialah tentara yang dipimpin
oleh Abrahah Gubernur Yaman yang hendak menghancurkan Ka'bah. Sebelum
masuk ke kota Mekah tentara tersebut diserang burung-burung yang
melemparinya dengan batu-batu sehingga mereka musnah. Disebutkan dalam
riwayat, bahwa Abrahah Al Asyram membangun gereja yang megah, mewah,
indah dan tinggi di Shan’a (ibukota Yaman). Orang-orang Arab menamainya
dengan Al Qulayyas karena bangunannya yang tinggi, dimana orang yang
melihatnya bisa membuat pecinya jatuh. Abrahah bermaksud mengalihkan
hajinya orang-orang Arab dari ke Ka’bah di Mekah menuju ke gereja itu,
bahkan ia umumkan hal itu di kerajaannya, namun orang-orang Arab tidak
suka hal itu, bahkan orang-orang Quraisy marah karenanya, sehingga di
antara mereka ada yang pergi mendatangi gereja itu dan masuk ke dalamnya
lalu meletakkan kotoran di dalamnya. Ketika para juru kuncinya melihat
hal itu, maka mereka melaporkan kejadikan itu kepada raja mereka, yaitu
Abrahah dan mereka memberitahukan, bahwa yang melakukannya adalah
sebagian orang Quraisy karena marah demi membela rumah mereka yang
hendak disaingi. Maka Abrahah bersumpah akan berangkat menuju Ka’bah dan
merobohkan batu-batunya satu persatu, ia pun mempersiapkan pasukannya
yang terdiri dari tentara bergajah dengan maksud menghancurkan Ka’bah
kemudian berangkat menuju Mekah, hingga ketika ia hampir tiba di kota
Makkah, gajah-gajah malah diam dan tidak mau beranjak maju ke Ka’bah.
Tetapi ketika gajah tersebut diarahkan ke arah lain, gajah-gajah
tersebut bangkit dan bergegas melangkah. Saat diarahkan lagi ke Ka’bah,
gajah-gajah tersebut diam. Ketika itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala
mengirimkan burung yang berbondong-bondong untuk melempari mereka dengan
batu yang berasal dari tanah yang terbakar, dan membuat mereka seperti
daun-daun yang dimakan ulat.
Pada tahun terjadinya penyerangan tentara bergajah itu, lahir pula Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sehingga yang demikian merupakan
permulaan risalah Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam