Selamat Ultah RI ke 70
...terimakasih kepada pengunjung yang mengucapkan HBD (17 Agustus 1969) to me...
Surat At-Tin
Menurut para ulama, surat at-Tin diturunkan di Makkah setelah Surat al-Buru. Tema besar surat makkiyah ini ada dua. Pertama, pengangkatan Allah terhadap derajat manusia dengan memuliakannya. Kedua,
iman dan amal serta balasannya. Itulah yang kelak akan membuktikan
bahwa Allahlah sebijak-bijaknya hakim yang akan menuntaskan dan
mengadili semua permasalahan manusia dengan seadil-adilnya[
(1) Allah SWT bersumpah dengan dua pohon yang terkenal ini, yaitu Tin
dan Zaitun, karena buah dan pohonnya mempunyai banyak manfaat. Dan juga
karena keduanya berada di tanah Syam, tempat kenabian Isa ibn Maryam AS
(2) Dan Allah SWT bersumpah dengan bukit Sinai (tempatnya di Mesir), tempat kenabian Musa AS
(3) Kemudian Allah bersumpah dengan Makkah Al-Mukarramah tempat
kenabian Muhammad SAW yang telah dijadikannya sebagai tempat yang aman
dan dijamin aman pula orang yang berada di dalamnya. Allah SWT telah
bersumpah dengan tiga tempat suci itu yang telah Dia pilih dan Dia
munculkan darinya sebaik-baik dan semulia-mulia kenabian
(4) Sedangkan obyek yang disumpahkan adalah firman-Nya berikut ini,
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna,
anggota badannya serasi dan tegak, tidak kehilangan sesuatu yang
dibutuhkannya baik lahir maupun batin
(5) Meskipun terdapat nikmat-nikmat yang besar itu, yang seharusnya
wajib disyukuri, tapi kebanyakan manusia tidak mensyukurinya. Mereka
justru sibuk dengan permainan, mereka lebih memilih hal-hal yang tidak
berguna dan akhlak yang rendah. Maka kelak di akhirat, Allah SWT akan
mengembalikan mereka ke dasar neraka, tempat orang-orang bermaksiat yang
membangkang kepada Rabb mereka
(6) Kecuali orang yang telah Allah berikan kepadanya anugerah iman,
amal shalih dan akhlak yang mulia. Maka dengan itu mereka akan mendapat
tempat yang tinggi di surga dan pahala yang tiada putus-putusnya. Yang
ada adalah kelezatan yang melimpah, kesenangan yang tak henti-henti dan
kenikmatan terus bertambah, untuk selama-lamanya. Buahnya tak ada
henti-hentinya, demikian pula dengan naungannya
(7) Lalu Allah SWT menutup surat ini dengan melontarkan sebuah
pertanyaan kepada hamba-Nya: Wahai manusia, apa gerangan yang
menyebabkan kamu mendustakan hari pembalasan atas semua amal perbuatan?
Sedangkan kamu telah melihat banyak tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang
dapat memberimu keyakinan dan nikmat-nikmat Allah yang menuntut kamu
untuk tidak ingkar terhadap setiap sesuatu yang Dia kabarkan kepadamu
(8) Bukankah Allah SWT adalah Hakim yang paling adil yang memberikan
keputusan di antara hamba-hamba-Nya? Dia tidak menzhalimi mereka dan
tidak berbuat curang. Apakah pantas Kemahabijaksanaan-Nya lalu berarti
membiarkan mereka sia-sia begitu saja; tidak diperintahkan dan dilarang
serta tidak diberi pahala dan tidak disiksa? Atau bahwa Dzat yang telah
menciptakan manusia jenjang demi jenjang, melimpahkan bagi mereka nikmat
dan kebaikan yang terhingga dan mendidik mereka dengan sebaik-bainya,
harus mengembalikan mereka ke suatu tempat yang menjadi tempat menetap
mereka, yang kepadanya mereka menuju?
(SUMBER: at-Tafsiir al-Yasiir karya Yusuf bin Muhammad al-Owaid, tafsir surat at-Tiin)