...semoga semua pihak yang terlibat dengan tulisan ini medampat pahala dari Allah, penulis maupun yg membaca Nya...Insya Allah...amin....

freej

Tuesday, 18 August 2015

Surat At-Tin (QS 95)



Selamat Ultah RI ke 70
...terimakasih kepada pengunjung yang mengucapkan HBD  (17 Agustus 1969) to me...



Surat At-Tin

Menurut para ulama, surat at-Tin diturunkan di Makkah setelah Surat al-Buru. Tema besar surat makkiyah ini ada dua. Pertama, pengangkatan Allah terhadap derajat manusia dengan memuliakannya. Kedua, iman dan amal serta balasannya. Itulah yang kelak akan membuktikan bahwa Allahlah sebijak-bijaknya hakim yang akan menuntaskan dan mengadili semua permasalahan manusia dengan seadil-adilnya[

(1) Allah SWT bersumpah dengan dua pohon yang terkenal ini, yaitu Tin dan Zaitun, karena buah dan pohonnya mempunyai banyak manfaat. Dan juga karena keduanya berada di tanah Syam, tempat kenabian Isa ibn Maryam AS

(2) Dan Allah SWT bersumpah dengan bukit Sinai (tempatnya di Mesir), tempat kenabian Musa AS

(3) Kemudian Allah bersumpah dengan Makkah Al-Mukarramah tempat kenabian Muhammad SAW yang telah dijadikannya sebagai tempat yang aman dan dijamin aman pula orang yang berada di dalamnya. Allah SWT telah bersumpah dengan tiga tempat suci itu yang telah Dia pilih dan Dia munculkan darinya sebaik-baik dan semulia-mulia kenabian

(4) Sedangkan obyek yang disumpahkan adalah firman-Nya berikut ini, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna, anggota badannya serasi dan tegak, tidak kehilangan sesuatu yang dibutuhkannya baik lahir maupun batin

(5) Meskipun terdapat nikmat-nikmat yang besar itu, yang seharusnya wajib disyukuri, tapi kebanyakan manusia tidak mensyukurinya. Mereka justru sibuk dengan permainan, mereka lebih memilih hal-hal yang tidak berguna dan akhlak yang rendah. Maka kelak di akhirat, Allah SWT akan mengembalikan mereka ke dasar neraka, tempat orang-orang bermaksiat yang membangkang kepada Rabb mereka

(6) Kecuali orang yang telah Allah berikan kepadanya anugerah iman, amal shalih dan akhlak yang mulia. Maka dengan itu mereka akan mendapat tempat yang tinggi di surga dan pahala yang tiada putus-putusnya. Yang ada adalah kelezatan yang melimpah, kesenangan yang tak henti-henti dan kenikmatan terus bertambah, untuk selama-lamanya. Buahnya tak ada henti-hentinya, demikian pula dengan naungannya

(7) Lalu Allah SWT menutup surat ini dengan melontarkan sebuah pertanyaan kepada hamba-Nya: Wahai manusia, apa gerangan yang menyebabkan kamu mendustakan hari pembalasan atas semua amal perbuatan? Sedangkan kamu telah melihat banyak tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang dapat memberimu keyakinan dan nikmat-nikmat Allah yang menuntut kamu untuk tidak ingkar terhadap setiap sesuatu yang Dia kabarkan kepadamu

(8) Bukankah Allah SWT adalah Hakim yang paling adil yang memberikan keputusan di antara hamba-hamba-Nya? Dia tidak menzhalimi mereka dan tidak berbuat curang. Apakah pantas Kemahabijaksanaan-Nya lalu berarti membiarkan mereka sia-sia begitu saja; tidak diperintahkan dan dilarang serta tidak diberi pahala dan tidak disiksa? Atau bahwa Dzat yang telah menciptakan manusia jenjang demi jenjang, melimpahkan bagi mereka nikmat dan kebaikan yang terhingga dan mendidik mereka dengan sebaik-bainya, harus mengembalikan mereka ke suatu tempat yang menjadi tempat menetap mereka, yang kepadanya mereka menuju?

(SUMBER: at-Tafsiir al-Yasiir karya Yusuf bin Muhammad al-Owaid, tafsir surat at-Tiin)