Bismillahhirrohmannirrohim,
Surah ini dibagi ke dalam dua bagian. Pertama
tentang Hari Kebangkitan, dunia berikutnya, surga dan neraka. Kedua, tentang
pesan tauhid yang dalam dan meliputi semua yang diberikan kepada kita agar kita
merenungkan apa yang terdekat kepada kita dalam penciptaan sehingga kita bisa
melihat kesempurnaan dan keesaannya. Al Ghasiyah diambil dari kata al
ghosya - yaghsa yang artinya pingsan. Al Ghasiyah artinya hari kiamat.
Hari kiamat dinamai oleh Allah
dengan banyak nama, dan semua nama tersebut menakutkan dan menggetarkan hati,
termasuk Al Ghasiyah. Al Ghasiyah diambil dari ayat pertama di surat tersebut.
Setelah Allah SWT menyebutkan sebagian dari suasana hari kiamat dalam surat Al
A'la, Allah swt menjelaskan dengan lebih detail lagi tentang hari kiamat, surga
dan neraka serta apa yang dialami oleh para penghuninya dalam surat Al Ghasiyah
ini.
Allah swt menjelaskan bagaimana
nasib ahli neraka yang penuh dengan penderitaan dan para penghuni surga yang
penuh dengan kebahagaiaan. Diantara keutamaan surat ini adalah bahwa Rasulullah
saw sangat mencintai surat ini. Beliau selalu membaca surat al A'la dan surat
Al Ghasiyah pada hari Jumat dan hari raya (hr.imam muslim, abu
dawud,nasa’i)ayat 1:
artinya :
"Sudah datangkah kepadamu
berita (tentang) hari pembalasan?" Pertanyaan retorik ini merupakan
penggambaran akan kebesaran /kedahsyatan dari apa yang ditanyakan. Adalah sudah
menjadi kebiasaan manusia ketika hendak menggambarkan suatu hal yang sangat
dahsyat dengan menanyakan "Tahu-kah kamu akan...?". Demikianlah dalam
ayat ini, melalui pertanyaan retorik tersebut, Allah swt menggambarkan
kedahsyatan dari apa yang ditanyakan tersebut, yakni Al Ghasiyah, hari kiamat.
Ayat 2: Artinya: "Banyak muka pada hari itu tunduk terhina"
Allah swt menerangkan kondisi orang-orang kafir, yakni wajah mereka penuh
ketakutan, hina, tertunduk. Di dunia mereka merasa tinggi, merasa hebat dan
merasa sombong. Di akhirat mereka dibuat hina oleh Allah swt. Ayat 3 Artinya:
"Bekerja keras lagi kepayahan" Mereka capek-capek bekerja di
dunia. Ayat 4 Artinya: "Memasuki api yang sangat panas (neraka)"
Akan tetapi akhirnya mereka di bakar dalam api neraka. Kata "haamiyah"
berarti panas yang sangat panas, puncaknya panas. Ayat 5 Artinya: "Diberi
minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas" Minumannya dari air
yang sangat panas... Kata "aaniyah", memiliki arti yang sama
dengan "haamiyah" pada ayat sebelumnya, yakni panas yang
sangat panas, yang merupakan puncaknya panas. Ayat 6 Artinya: "Mereka
tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri" Tidak ada
makanan lagi bagi mereka kecuali kayu dhorii' yakni sejenis pohon
berduri yang sangat menjijikan lagi pahit rasanya. Tidak ada satu binatangpun
yang mau memakannya. Pada keadaan yang masih segar, pohon itu disebut sibriq.
Unta masih mau memakan yang segar ini, tetapi setelah menjadi dhorii',
tidak ada lagi yang mau memakannya. Ayat 7 Artinya: "yang tidak
menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar" Semakin dimakan
semakin terasa lapar... Inilah gambaran Allah tentang neraka. Begitu
mengerikannya sehingga para sahabat ketika mendengar ayat-ayat ini tersungkur
menangis karena merasa takut. Kondisi tersebut tidak kita dapati sekarang ini,
dimana ayat-ayat ini hanya menjadi informasi saja yang tidak menyentuh hati.
Secara logika, jika untuk mencari kesenangan duniawi saja seseorang harus
bekerja keras, apatah lagi untuk bisa masuk surga, dimana kesenangan tiada
batasnya. Rasulullah saw dan para sahabat tidak pernah berhenti bekerja keras.
Kondisi umat islam dewasa ini hampir menyerupai kaum kafir, dimana mereka
bekerja keras tiada kenal lelah untuk mencari kehidupan dunia. Hanya, orang
muslim diselingi dengan sebentar shalat. Itupun secukupnya saja. Pada ayat-ayat
selanjutnya kemudian Allah swt menceritakan kondisi orang-orang beriman... Ayat
8 Artinya: "Banyak muka pada hari itu berseri-seri" Wajah
orang2 yang mentaati Allah akan penuh dengan kesenangan. Orang-orang yang
dimaksud disini bukan hanya beriman, tetapi adalah orang-orang yang mentaati
Allah swt dalam segala halnya. Termasuk yang bersungguh-sungguh mencari ilmu.
Kewajiban mencari ilmu yang diisyaratkan oleh Allah swt dan rasulnya adalah
kewajiban mencari ilmu agama, bukan ilmu duniawi. Untuk urusan duniawi, Allah
swt sudah memberikan kemampuan kepada manusia dan makhluk-makhluk lainnya untuk
bisa bertahan dan memperkembangkan hidupnya. Ayat 9 Artinya: "Merasa
senang karena usahanya" Tafsir dari ustad: Karena usaha yang mereka
lakukan di dunia diridhoi Allah swt. Perlu diperhatikan bahwa untuk mencapai
ridho Allah diperlukan ilmu. Fenomena yang banyak ditemui adalah banyak orang
islam masih salah dalam melaksanakan ibadahnya, seperti wudhu, shalat, dan
ibadah-ibadah lainnya. Bagaimana mungkin amalan-amalannya tersebut diridhoi
Allah swt kalau dilakukan dengan salah? Orang yang berprofesi sebagai karyawan
seringkali berkorban untuk perusahaan, akan tetapi untuk mengorbankan waktu
sedikit untuk Allah swt jarang sekali dilakukan. Bagaimana mungkin Allah swt
meridhoinya jika demikian adanya. Rasulullah sw mengatakan bahwa Allah sangat
pencemburu, tidak ada yang lebih pencemburu dibanding Allah swt. Kebanyakan
manusia memprioritaskan urusan-urusan dengan Allah pada urutan belakang
dibandingkan dengan urusan-urusan dunia, bagaimana mungkin Allah meridhoi? Ayat
10 Artinya: "dalam surga yang tinggi" Ayat 11 Artinya: "tidak
kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna" dalam surga itu
tidak ada pembiaraan yang sia-sia. semua pembicaraan disana bermanfaat. Ini
mengajarkan kita untuk berbicara hanya yang bermanfaat. Seorang muslim akan
memilih untuk diam ketimbang berbicara yang tidak ada manfaatnya, karena yakin
bahwa setiap ucapannya, sekecil apapun, akan dimintai pertanggungjawaban oleh
Allah swt. Bisa jadi hal yang dianggap sepele dari perkataannya malah
menjerumuskannya ke jurang neraka, na'udzubillah... Ayat 12 Artinya:
"Di dalamnya ada mata air yang mengalir" di surga ada air yang
mengalir terus menerus... dari berbagai jenisnya... madu, susu, khamr dan lain
sebagainya... Air yang mengalir merupakan simbol keindahan, karena itu banyak
manusia membauat rumah-rumah mewah dengan air mengalir di dalamnya. Akan tetapi
banyak manusia yang berbuat maksiat dihadapan keindahan milik Allah tersebut.
Ayat 13 Artinya: "Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan"
Di surga ada kasur-kasur yang empuk dan tinggi (tebal)... ini juga merupakan
lambang keindahan, kenikmatan dan kemewahan. Ayat 14 Artinya: "dan
gelas-gelas yang terletak (didekatnya)" dan gelas-gelas yang
tersedia... dimana kita berada, disana tersedia gelas-gelas tersebut, apa yang
diinginkan, maka akan segera didapatinya yang diinginkannya itu... Itu semua
karena di dunia mereka memilih yang halal daripada yang haram. Ketika
Rasulullah saw mi'raj beliau melihat seseorang yang memakan bangkai
daging yang busuk padahal disebelahnya ada daging yang baik. Jibril menjelaskan
bahwa itu adalah seorang pezina, yang lebih memilih wanita yang haram daripada
istrinya yang halal. Ayat 15 Artinya: "dan bantal-bantal sandaran yang
tersusun" dan bantal-bantal yang berjajar... dimana kita berjalan
disitulah bantal-bantal berjajar, siap untuk menjadi tempat beristirahat dan
bersenang-senang... Ayat 16 Artinya: "dan permadani-permadani yang
terhampar" Dan permadani yang dihampar... sebagai lambang kebesran dan
kemewahan... semua penguni surga dihamparkan permadani... Akan tetapi banyak
manusia yang lalai... Setelah itu Allah swt menyebutkan bukti2 akan kepastian
hari kiamat... Ayat 17 Artinya: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan
unta bagaimana dia diciptakan" Allah swt menyebutkan unta karena unta
adalah binatang yang sangat dekat dengan mereka. Penciptaan dan fenomena unta
merupakan suatu hal yang sangat menakjubkan. Unta menyimpan air di pori-pori
kulitnya dan di punuknya untukbisa bertahan dalam waktu yang lama... Ayat 18
Artinya: "dan langit, bagaimana ia ditinggikan?" langit
diangkat oleh Allah swt tanpa tiang... tidak ada yang dapat menandingi ciptaan
Allah tsb... Sehebat-hebatnya bangunan yang dibuat manusia masih memerlukan
tiang, tidak demikian dengan langit... Maha Besar Allah... Ayat 19 Artinya:
"dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?" dan gunung
bagaimana ia ditegakkan... gunung merupakan pasak-pasak yang menahan bumi dari
keguncangan. Jika gunung dicabut maka bumi akan hancur, jika gunung berguncang
maka bumi juga akan berguncang... Ayat 20 Artinya: "dan bumi bagaimana
ia dihamparkan?" dan bagaimana bumi dihamparkan... padahal bumi ini
bulat... padahal bumi ini bergerak dengan cepat, berputar mengelilingi matahari,
berputar di porosnya, mengapa manusia tidak terlempar keluar dari bumi? Ayat 21
Artinya: "Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah
orang yang memberi peringatan" maka sampaikanlah peringatan kepada
mereka sesungguhnya kewajiban kamu menyampaikan peringatan... Ayat 22 Artinya:
"kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka" tetapi bukan
memaksa Ayat 23 Artinya: "tetapi orang yang berpaling dan kafir"
kecuali orang-orang yang berpaling dan kafir... Ayat 24 Artinya: "maka
Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar" mereka pasti diazab
oleh allah dengan azab yang pedih... Ayat 25 Artinya: "Sesungguhnya
kepada Kami-lah kembali mereka" Sesungguhya mereka pasti kembali
kepada Allah. Ayat 26 Artinya: "kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah
menghisab mereka" Allah swt pasti akan menghisab/ menghitung semua
perbuatannya... semua yang dilakukan didunia akan dimintai pertanggungjawaban
oleh Allah swt. Demikianlah tujuan Allah swt menciptakan manusia, akan ada
pertanggungjawaban dan perhitungan di hari akhirat nanti. Mustahil Allah swt
menciptakan manusia tanpa ada tujuannya. Rasulullah saw dalam salah satu
haditsnya mengatakan bahwa manusia akan dimintai pertanggungjawabannya atas
empat hal, yakni usia, kesehatan, ilmu, harta.
Surat Al Ghasiyah diturunkan sebagai
peringatan bagi umat manusia, maka kita diwajibkan untuk mempercayai, meyakini
dan menjalankan makna dari surat ini dalam kehidupan kita, agar kita selamat.