Ada
beberapa Hikmah yang terkandung dalam surat Al Qalam ini, pertama
hikmah secara umum, sebagaimana surat-surat Makkiyah lainnya, Al Qalam
juga berisi tentang taqrir yang memperkuat aspek aqidah serta penegasan
penetapan kenabian Saw.
Hikmah yang kedua, bersifat khusus, yaitu
perintah untuk mengikat ilmu dengan menulis dan mencari ilmu dengan
informasi yang benar atau shahih.
Pesan Khusus
- Urgensi Ilmu Bagi para dai (Dai Dunia Maya)
[68:1] Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,
Ketika
kita ingin mengajak orang kepada kebaikan, tentunya kita harus memiliki
ilmu untuk meyakinkan argumentasi kita. Untuk itulah kenapa Ilmu begitu
penting, sehingga Allah berfirman dalam surat Al Qalam ayat 1 tentang
ilmu ini.
Inilah bekal yang Allah siapkan untuk para dai, agar
memperhatikan ilmu dan menuliskannya dalam rangka menyebarluaskan ilmu
sehingga bermanfaat tidak hanya pada masa sekarang tapi juga di masa
yang akan datang, untuk generasi mendatang.
ayat ini menarik,
karena secara tersirat Allah swt menuntun kita agar memperhatikan
perkembangan dunia tulisan, yang dahulu kala menggunakan tinta, sekarang
sudah melalui dunia maya. Seorang dai harus melek teknologi, karena
tulisan era sekarang tidak lagi berupa dalam selembar daun, kertas, atau
batu tapi sudah melalui teknologi eBook, internet, dan lain sebagainya.
- Pahala bagi seorang dai (Termasuk Dai Dunia Maya)
[68:3] Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.
Ketika
kita mengamalkan apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw, kita tentu
akan mendapat pahala atas amal yang kita kerjakan. Akan tetapi
Rasulullah saw, para sahabat, dan orang-orang yang mengajarkan ilmunya,
juga akan mendapatkan pahala meskipun mereka telah tiada. Inilah yang
disebut amal jariyah, yang tiada terputus. Inilah pahala yang besar yang
tiada terputus bagi seorang dai, yang menyebarkan ilmunya kepada semua
orang, baik diri, keluarga dan lingkungannya. Dan salah satu cara yang
membuat karya dan dakwah kita terus menerus diikuti orang adalah dengan
menuliskannya dalam sebuah artikel, buku, kitab dan media lainnya yang
akan bermanfaat tidak hanya saat ini tapi juga beberapa generasi
mendatang. Bayangkan berapa besar pahala yang akan kita dapatkan karena
tulisan dakwah kita mampu membuka hidayah banyak manusia?
- Pentingnya Akhlaq sebagai bekal Dai (Termasuk Dai Dunia Maya)
[68:4] Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Dalam
hinaan dan cacian yang makin lama makin mencekam, Nabi saw menghadapi
dengan santun dan akhlaq yang agung. Meski mendapat siksa, intimidasi,
boikot dan segala bentuk upaya untuk menghentikan dakwah Nabi saw, akan
tetapi Nabi saw bersama para sahabatnya tetap tegar. Inilah rahasia
dakwah Beliau saw, akhlaq!
Hadapi segala rintangan dakwah ini,
fitnah, dan kekerasan dalam bentuk fisik, dengan akhlaq yang baik,
bijaksana dan dengan cara yang benar. Biarkan mereka yang menyakiti
kita, melihat akhlaq kita, dan siapa tahu, mungkin esok ia akan menjadi
penopang dakwah kita yang paling keras dan tegas terhadap musuh-musuh
dakwah ini.
- Akhlaq terhadap para Pencela
Berikutnya,
adalah akhlaq yang harus kita lakukan ketika menghadapi para pencela
dan pelaku fitnah, dengan sangat jelas Allah menuntun kita dalam Ayat
7-12 berikut,
[68:7] Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Paling
Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang Paling
Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
[68:8] Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).
[68:9] Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).
[68:10] Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,
[68:11] yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah,
[68:12] yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa,
- Futur Dalam Dakwah?
[68:48]
Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan
janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia
berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).
[68:49] Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya,
benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela
[68:50] Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh.
Ia
adalah Nabi Yunus as, yang memilih untuk meninggalkan kaumnya yang
tidak mau menerima dakwahnya. Dan hal tersebut mendapat teguran dari
Allah swt, yang kemudian, Nabi Yunus meminta ampun seperti dalam surat
Al Anbiya ayat 87.
Doa inilah yang kemudian membuat Allah memberikan nikmat kepadanya dan ampunan.
[21:87]
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan
marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap:
“Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
adalah termasuk orang-orang yang zalim.”
Maka, inilah
I’tirof Nabi Yunus as, sebagai bekal bagi para aktivis dakwah, ketika
merasa tidak ada yang mengikuti panggilan dakwah ini dan bahkan
memusuhinya, janganlah berputus asa, dan janganlah mundur, dan banyaklah
membaca doa Nabi Yunus ketika di dalam perut ikan,
“tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”
Wallahu’alam.