...semoga semua pihak yang terlibat dengan tulisan ini medampat pahala dari Allah, penulis maupun yg membaca Nya...Insya Allah...amin....

freej

Tuesday 22 November 2011

Surat Al-Qashash/kisah-kisah (QS : 28)


Surat ke 28 dari al-Quran adalah yang diturunkan sekitar tahun ke 11 kenabian Muhammad Saw. Tahun kesebelas merupakan masa di mana umat Islam berada dalam kondisi sulit dan minoritas dari sisi jumlah dan fasilitas. Allah Swt dalam ayat-ayat surat ini membawakan kisah kehidupan Nabi Musa as dan pengikutnya yang mengalami berbagai masalah berat. Penuturan kisah ini bertujuan memperkuat semangat keimanan dan perlawanan atas kezaliman dalam diri umat Islam. Dalam kisah ini juga disebutkan mengenai sunnah ilahi bahwa Allah berkehendak untuk memberikan nikmatnya kepada orang-orang tertindas dan mereka bakal menjadi pemimpin dan pewaris bumi.

Demi menjelaskan contoh kemenangan orang-orang tertindas atas mereka yang zalim, al-Quran mengetengahkan kisah Nabi Musa as dan Firaun. Kisah ini dimulai dengan awal kehidupan Nabi Musa as yang berada dalam kondisi kuat dan bergelimangan fasilitas. Dengan demikian al-Quran ingin menunjukkan kemenangan kehendak Allah atas keinginan para penguasa zalim dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Kini kita kembali ke ayat-ayat surat al-Qashash untuk mulai mencermati kejadian tersebut langsung dari al-Quran. Kita simak bersama ayat ketujuh mengenai kisah ini...

Artinya:
Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya, maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya kami akan mengembalikannnya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.

Ayat ini sungguh indah menggambarkan kekuasaan ilahi. Betapa tidak, Nabi Musa as yang masih bayi diselamatkan oleh orang-orang Firaun dan akhirnya tumbuh dan dibesarkan di istananya. Pribadi yang di masa depan menjadi penentangnya dan mengajaknya menyembah Allah Yang Maha Esa.

Nabi Musa as kemudian meninggalkan istana Firaun akibat pembunuhan yang tak direncanakan olehnya karena ingin memisahkan seseorang yang dizalimi. Episode lain dari kisah Nabi Musa dilanjutkan saat ia keluar dari Mesir dan tiba di kota Madyan, tempat tinggal Nabi Syu'aib as. Peristiwa mukjizat yang ditampilkan Nabi Musa as di hadapan pengikut Firaun dan para penyihir, merupakan tema-tema kehidupan Nabi Musa as yang disampaikan dalam 45 ayat.

Tujuan al- Quran mengetengahkan kisah orang-orang yang beriman saat menghadapi berbagai masalah dan kesulitan agar mampu memberikan pelajaran kepada manusia untuk memilih jalan yang terbaik. Memilih secara sadar merupakan keistimewaan yang dimiliki manusia dibandingkan makhluk lainnya. Allah Swt menilai kebenaran sangat gamblang dan akal mampu menyadari dan memahaminya, begitu juga dengan kebatilan, kesyirikan dan penyembahan berhala.

Oleh karenanya, Allah mengutus para nabi-Nya dengan disertai kitab yang menjadi pertolongan dan sekaligus penyempurna hujjah kepada umat manusia. Karena selalu saja ada orang-orang yang menyembunyikan keinginannya di balik berbagai alasan yang disampaikan kepada para nabi. Ayat ke-48 surat al-Qashash menggambarkan kenyataan ini lewat sikap orang-orang musyrik di masa-masa pertama munculnya Islam. Kita simak bersama..

Artinya:
Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran dari sisi kami, mereka berkata; "Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?" Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepda apa yang telah diberikan kepada Musa dahulu? Mereka dahulu telah berkata: "Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu". Dan mereka (juga) berkata: "Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu."

Firaun merupakan tiga kekuatan besar yang dilawan oleh Nabi Musa as sepanjang hidupnya. Firaun simbol kekuatan sebuah pemerintahan. Kekuatan lain yang dihadapinya adalah Karun yang menjadi lambang kekayaan. Kekuatan ketiga yang dihadapi adalah Samiri, simbol industri, kebohongan, dan propaganda. Sekalipun perjuangan terpenting dan terbesar Nabi Musa as saat menghadapi pemerintah, namun dua kekuatan lainnya punya posisi penting. Oleh karenanya, penukilan kisah mereka oleh al-Quran menjadi pelajaran sangat urgen dalam kehidupan manusia.

Karun dikenal masih kerabat dekat Nabi Musa as. Ia punya pengetahuan dan informasi yang cukup luas mengenai Kitab Taurat. Ia termasuk orang-orang pertama yang beriman kepada Nabi Musa. Namun kesombongan dan kekayaannya menyeretnya kepada penyimpangan dan bahkan kekufuran. Akhirnya, akibat dosanya, ia mendapat azab ilahi ditelan bumi bersama kekayaannya.

Kekayaan dalam Islam sejatinya tidak dicela dan tidak dipuji. Islam melihat kekayaan pada cara pemanfaatannya. Harta yang dipakai untuk membantu orang-orang yang tidak mampu menjadi satu kebaikan. Sebaliknya, orang kaya derajatnya bisa sedemikian rendahnya akibat dosa besar yang dilakukannya. Contoh ada pada diri Karun yang pada akhirnya menuduh Nabi Musa as melakukan perbuatan buruk. Kelalaiannya akan Allah membuatnya mendapat azab ilahi. Ia bersama segala kekayaannya ditelan bumi.

Kita simak bersama nasib buruk Karun dalam surat al-Qashash mulai dari ayat 76 hingga 83..

Artinya:
Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah)ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri".

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (Kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada pada ku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.

Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia; "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar."

Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu; "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar."

Maka kami benamkanlah Kakrun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkarinya (nikmat Allah)".

Negeri akhirat itu, kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.

Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment